Nostalgia Negeri Utara

June 18, 2012

Persis tanggal ini 2 tahun lalu, saya meninggalkan bandara Landveter di Goteborg bersama Monic, setelah pamit terhadap dosen pembimbing kami disana. Perasaan saya bercampur aduk, antara senang bisa pulang ke kampung halaman, tapi sedih karena meninggalkan Boras yang sudah terasa seperti rumah ketiga (rumah keduanya tentu saja Jogja ^^). Entah kapan bisa kembali kesana lagi.


Beberapa waktu lalu, dosen sekaligus staf urusan internasionalnya fakultas di kampus meminta saya mengirimkan kesan-kesan selama tinggal di Boras sebagai mahasiswa pertukaran, untuk diberikan ke komite Linnaeus Palme Scholarship, pemberi beasiswa. Beliau meminta kesannya dalam dua paragraf saja. Nah ya. Susah sekali merangkum pengalaman selama 5 bulan hanya dalam 2 paragraf. Beginilah akhirnya yang saya tulis:

The experience living in Boras for 5 months has given me a lot of precious lessons. Academically, I learned about motivational theory and gender psychology from Swedish perspective. I also learned some Swedish phrases from Swedish for Beginner class (Jag heter Tanti!). I enjoyed the classes and the discussions with my Swedish lecturers and classmates. In my spare time, I managed to do some leisure activities such as langlaufing, snow-skying, attending bon-fire and festivals, and visiting some interesting places such as musical, concert, and amusement park. I learned to communicate with people from various backgrounds, and developing friendship with some of them.

After joining the program, I know that Sweden is more than just a snowy country where ABBA and Pippi Longstocking came from. I found that Sweden is a good role model for any developing nation that wants to make their country become a very nice place to live. I was amazed by the quality of infrastructures and facilities there, such as the reliable transportation system and the fast internet connection. I learned that Sweden has comprehensive welfare system that guarantees equal happiness for every citizen (and also immigrants). I admire the lifestyle and values of the Swedes, such as their punctuality and their appreciation toward gender equality. Overall, I am really grateful for the opportunity to stay in Sweden.

Maafkan kesalahan grammarnya >_<. Dan itu belum berhasil merangkum semua yang sebetulnya ingin saya ungkapkan. Beberapa hal sudah saya ceritakan di blog yang dibuat khusus untuk cerita soal Boras, juga di blog SwedeninTouch (yang sepertinya sudah hilang). Tapi apa yang saya dapat rasanya lebih dari itu. Mungkin memang tidak semuanya bisa diungkapkan dengan kata-kata. Beberapa gambar bisa berbicara banyak...

Reliable public transportation system - di Goteborg-
Setelah jatuh entah keberapa kalinya di Ulricehamn Ski Center
Adorable snowy little house. Rumah masa depan, amiiin....
Melody festival di bulan Mei. Girlband wannabe? SNSD-nya Boras?  Remaja dimana-mana sama saja ternyata...  -_-

Mengingat pengalaman disana, lagi-lagi saya menyadari bahwa hidup manusia itu memang tidak bisa diduga. Selama SMA hingga kuliah, yang selalu saya targetkan adalah ikut pertukaran pelajar ke Jepang. Ternyata malah nyasar beberapa ribu meter ke arah barat dayanya, dan saya sangat bersyukur mendapat kesempatan tak terduga itu. Sekarang pun, saya punya rencana A B C mengenai masa depan, dan akan berusaha sepenuh hati untuk menjalankannya. Tapi apa yang akan terjadi nanti, siapa yang tahu? Life is full of unexpected adventure, after all... Just prepare yourself so you can face it bravely and excitedly...! :)



You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...