... is a normal thing, right?
Jadi begini. Sampai beberapa bulan yang lalu, saya nggak begitu antusias dengan ide bekerja di Jakarta. Panas, macet, dan segala stigma lainnya.
Tapi karena memang lowongan kerja yang prospektif banyaknya di ibukota, ya sudah lah ya saya coba juga mengadu nasib di Jakarta.
Ternyata...
Saya lumayan enjoy loh.
Macet nggak jadi masalah berarti, karena sudah sengaja memilih kos dekat tempat kerja. Kalau mau jalan ke tempat lain pun nggak masalah, ojek online biasanya bisa menembus macet via selap selip sana-sini atau cari jalan tikus.
Panas... Saya lebih banyak menghabiskan waktu di kosan yang berkipas angin atau di tempat yang ber-AC, jadi nggak begitu masalah juga.
Yang paling menyenangkan sih,lokasinya... Nggak terlalu jauh dari Sukabumi, jadi pulang sedikitnya sebulan sekali. Daan, bisa ketemu dengan teman-teman yang sudah lebih dulu menetap di Jakarta juga.
Jadi begitulah, yang namanya asumsi memang ngga selalu benar! XD
Jadi begini. Sampai beberapa bulan yang lalu, saya nggak begitu antusias dengan ide bekerja di Jakarta. Panas, macet, dan segala stigma lainnya.
Tapi karena memang lowongan kerja yang prospektif banyaknya di ibukota, ya sudah lah ya saya coba juga mengadu nasib di Jakarta.
Ternyata...
Saya lumayan enjoy loh.
Macet nggak jadi masalah berarti, karena sudah sengaja memilih kos dekat tempat kerja. Kalau mau jalan ke tempat lain pun nggak masalah, ojek online biasanya bisa menembus macet via selap selip sana-sini atau cari jalan tikus.
Panas... Saya lebih banyak menghabiskan waktu di kosan yang berkipas angin atau di tempat yang ber-AC, jadi nggak begitu masalah juga.
Yang paling menyenangkan sih,lokasinya... Nggak terlalu jauh dari Sukabumi, jadi pulang sedikitnya sebulan sekali. Daan, bisa ketemu dengan teman-teman yang sudah lebih dulu menetap di Jakarta juga.
Jadi begitulah, yang namanya asumsi memang ngga selalu benar! XD
 |
| Hello Jakartaa :D (photo by Jerry Kurniawan / World Bank) |
