Balada Jasa Laundry
July 06, 2012
Awal-awal
jadi mahasiswa, saya rajin mencuci baju sendiri. Tempat kos saya tidak punya mesin cuci, jadi saya mencucinya pakai
tangan. Tapi dengan senang dan bangga saya lakukan saja, karena euforia jadi
anak mandiri –lepas dari rumah-, plus dengan mencuci sendiri, menghemat biaya
hidup.. Satu bungkus deterjen seharga 10 ribu-an bisa dipakai berkali-kali
untuk bertumpuk cucian… Satu botol rapika juga bisa dipakai berminggu-minggu…
Waktu berlalu, kegiatan semakin banyak, kalau sudah di
kos maunya istirahat saja. Jasa laundry semakin bertebaran, harga pun semakin
murah: tiga ribu rupiah perkilo! Saya melakukan perhitungan sederhana, apakah
tiga ribu perkilo worth it untuk menggantikan waktu dan tenaga yang harus saya
keluarkan untuk mencuci dan menyetrika? Bagi saya, iya sekali. Maka jadilah
saya beralih menjadi pelanggan jasa laundry. Selain pakaian dalam dan baju-baju
dengan kain sensitif dan baju berwarna putih (trauma pernah kelunturan), saya
percayakan cucian saya untuk dibersihkan oleh jasa laundry.
Nah kemudian beberapa hari yang lalu, saya bermaksud
mengambil paket cucian di salah satu jasa laundry langganan, sebut saja Laundry
A. Cucian itu sudah saya taruh sekitar dua minggu, belum sempat diambil. Ketika
ibu pemiliknya mencari-cari bungkusan baju saya diantara bungkusan baju para
pelanggannya, saya melihat di salah satu bungkusan itu ada pakaian yang
coraknya familiar.
Saya menunjuk bungkusan itu, ”Yang sebelah situ Bu baju
saya…”
Ibunya mengambil bungkusan itu, yang tipis sekali cuma
terdiri dari beberapa baju, ”Loh yang ini? Bukan Mbak ini sih sudah lama sudah
setahun disini… Mbaknya taro disini masih baru kan?”
Saya kaget dan malu, kok bisa-bisanya mengaku-ngaku baju
orang sebagai baju sendiri. Tapi kemudian saya perhatikan lagi, itu motif
batiknya dan modelnya betul-betul familiar… Lalu ibunya menjelaskan, itu baju
yang dicuci di jasa tersebut sudah sejak tahun lalu, tapi label pemiliknya
terlepas ketika dicucikan, terpisah, sehingga akhirnya disimpankan. Beliau
tanya lagi, kalau itu memang baju saya, silakan diambil.
Saya jadi bingung sendiri ditanya seperti itu. Saya saja tidak
sadar ada baju yang hilang, jadi kurang yakin itu baju saya. Apalagi ketika
bajunya dibentangkan, kok besar sekali?
#denialbahwaukuranbajunyamemangXL. Jadi
saya bilang, mungkin bukan punya saya, sekedar motifnya yang mirip… Tapi
kemudian saya ingat-ingat lagi, sudah lama juga tidak memakai baju yang
motifnya seperti itu. Akhirnya saya bilang ke ibunya bahwa saya akan mengecek
lagi di kos, apakah baju saya yang motifnya sama ada di kos atau tidak. Kalau
tidak ada berarti memang itu punya saya…
Saya cek di lemari, memang tidak ada. Dan untungnya, baju
itu sebetulnya ada talinya, bermotif sama, dan talinya masih ada di lemari.
Jadi besoknya saya kembali ke jasa laundry tersebut, dengan percaya diri
mengklaim sang baju. Hisashiburi…!!
Proses serah terimanya terasa awkward. Mungkin ibunya juga tidak ingin disalahkan karena ada baju
yang tertinggal, jadi yang beliau katakan lebih ke, ’ini memang saya simpankan
kalau ada baju yang tertinggal, malah senang kalau ada yang mau ambil,’. Apa
ya, tidak ada ekspresi yang mengungkapkan,
’maaf-jasa-kami-membuat-sedikit-ketidaknyamanan’. Saya juga tidak
mengekspektasi itu sih, lagipula saya baru menyadari bajunya tidak ada setelah
berbulan-bulan. Jadi saya mengucapkan
terima kasih saja pada ibunya karena mau menyimpankan bajunya.
Apakah saya akan stop menggunakan jasa laundry? Tidak
juga. Sudah terlanjur nyaman dengan sistem ini sih. Namanya juga murah ya, ada
resikonya… Moral dari cerita ini: Sebelum diberikan ke jasa laundry, harus
betul-betul ingat baju apa saja yang ada dalam paket tersebut. Tapi kalau
bajunya sampai 5 kilo, mau diingat bagaimana…? >_<
Coba kalau saya punya mesin cuci sendiri...!
Mesin cuci bersama waktu di asrama Tunnlandsgatan dulu.... |
2 comments
wew... aku juga pernah kayak gitu. bedanya, aku nyadar dasterku nggak ada tapi nggak kepikiran kalo ketinggalan di laundry, tak kira di rumah atau dibawa adekku ke asrama. dan pada suatu hari ketika aku mau ngelaundry, aku melihat daster itu dipakai ibunya yang punya jasa laundry!! what the....
ReplyDeleteWah itu sih keterlaluan Ifa.. Seenggaknya yg tempat saya dulu itu mau nyimpenin bajunya..
ReplyDeleteterus gimana, kamu mengklaim bajunya..?
Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...