Malam Sabtuan di Paris -Bakery & Café-

May 26, 2012

Ketika sedang galau berat karena pengerjaan skripsi mengalami twist yang tidak terduga (mendapat saran untuk ganti metode karena hasil try out tidak memuaskan, tapi artinya harus merivisi teori-teori dasar… Story of my life... T_T), saya diajak Dina untuk kembali melakukan cakeventour, semacam acara semi-rutin kami untuk mencicipi roti dan kue-kue di Jogja. Sudah lama juga sejak cakeventour yang terakhir –karena masalah waktu & dana yang terbatas-, jadi saya cukup semangat menyambut ajakannya.


Jadilah, Jumat malam kami mengunjungi Paris Bakery & Cafe Lounge, yang kabarnya baru buka sekitar satu bulan ini di Jogja. Lokasinya di Jalan A.M. Sangaji no. 68 A, daerah sekitar utaranya Tugu Jogja, dari SD Tumbuh masih agak ke utara sedikit. Interior luar dari toko ini cukup menarik, dengan gaya modern-minimalis dan penerangan yang berkecukupan. Ada kursi dan meja yang terlihat homy di terasnya. 

Di papan neon putih itu mestinya ada tulisan Paris Bakery & Cafe Lounge...


Ketika masuk, kami disambut oleh pegawainya yang punya seragam manis (kaos pink, apron hitam dan topi pet unik warna pink juga). Ada bapak-bapak bule yang sedang mengobrol dengan mbak-mbak bule juga, ikut menyambut kami dengan senyum. Kami menduga si bapak adalah sang Baker (Haih jadi teringat Peeta Mellark...), sementara si mbak adalah manajer toko. Counter yang saya tuju pertama kali tentu saja bagian cakenya, yang bentuknya lucu-lucu dan tampak enak. Ada macaroon juga...! Harga cake-nya mulai dari 8000 sampai 17 ribu-an. Ternyata di bagian itu juga ada beberapa roti asin, semacam pizza, quiche, dan roti daging.. Tapi yang tipe begitu agak mahal, 22 ribu sampai 30 ribu…

Di bagian tengah dan pinggir ruangan didominasi oleh pastry, ada macam-macam mulai dari plain croisant sampai pastry isi saus apel dan delice neige blabla gitu… Harganya lumayan lebih murah, dari lima ribu sampai 15 ribu. Selain itu, ada juga roti-roti khas eropa, bagutite yang panjang serta petit pain –roti yang agak alot dengan taburan biji-bijian diatasnya-. Ada juga kue-kue dalam toples (salah satunya suspiciously mirip lidah kucing tapi dengan nama lebih keren). Tidak melihat variasi roti abon atau roti-roti lain yang biasa ada di bakery Indonesia. Hmm, tampaknya mereka mau membuat diversifikasi. Boleh lah.

Kami memilih untuk makan di tokonya, di lantai 2. Setelah bingung cukup lama karena semuanya terlihat menggoda, akhirnya saya pesan Flan Myrtille Blueberry dan Foret Noire (Black Forrest) untuk dimakan disana (lapar mataa?), dan Delice Neige (semacam pastry berlapis-lapis, tampak renyah dengan saus strawberry) untuk dibawa pulang. Sementara Dina memilih strawberry fraisier untuk dimakan di tempat, dan Millefiule dan croissant untuk dibawa pulang.


Pilihannya Dina, so cutee...


Lantai 2 dekorasinya bahkan lebih pinky dan manis. Dindingnya dicat pink dan ada gambar-gambar lampu ala eropa, serta gambar lainnya. Ada koleksi foto-foto Paris juga. Kursi-kursinya tampak cozy (untungnya tidak berwarna pink tapi abu-abu, lumayan menyeimbangkan komposisi warnanya dan cowok pun masih bisa lah masuk). Ada bar minuman yang cukup lucu juga di bagian tengahnya. Koleksi minumannya sekitar teh, kopi, jus, squash dan yoghurt milkshake. Agak mahal hiks, sekitar 15 sampai 18 ribu… Mau yang agak murah, ada mineral water atau soft drink, sekitar 6-10 ribu… Ya sudah sekalian aja saya pesen Ice peach twinings tea (Kirain twinning tuh apa gitu, ternyata merek the celup impor… Deuh).


Interior dalam... Cozy!


Ada wifinya juga ternyata. Jadilah saya & Dina sekalian browsing-browsing dan mengobrol sambil makan kue. Kuenya oke…! Flan Myrtille Blueberrynya, saya pikir akan mirip cream brulle, ternyata lebih padat gitu, tapi tetep enak dan custardnya terasa. Terus bagian pie yang jadi wadahnya juga ada rasanya dan enak, padahal biasanya saya paling males makan bagian pie dari kue karena hambar dan kering. Foret Noirenya, lebih fluffy dibanding black forrest yang biasanya. Lapisan coklatnya sendiri banyak tapi rasa coklatnya agak biasa… Yang enak malah whip cream yang melapisi tengah-tengahnya. Ketika dimakan bareng sama coklat dan kuenya, yummmy….! Ukurannya juga cukup besar. Fiuh harus dibayar dengan sit up 1000 kali sepertinya…. Oh iya, Fraisier yang dipesen Dina juga enak, moussenya terasa ringan dan lembut, pas dicampur dengan cake dan strawberrynya.


My Dinner....! :)


Selain kami, di kafe itu juga ada beberapa pengunjung yang juga nongkrong disana, mengerjakan tugas (dilihat dari laptop dan buku-buku) atau sekedar kumpul-kumpul. Jadi suasananya terasa cukup hidup tapi ngga terlalu ramai juga.

Secara keseluruhan, Paris Bakery & Cafe Lounge ini punya beberapa feature yang berbeda dengan bakery lainnya yang ada di Jogja. Sesuai tagline-nya, ”We bring the taste of Paris for you”. Menurut websitenya, Sang Chef-nya sendiri mendapat pendidikan kuliner di Lyon, Paris, dan mau membawakan pure Frence recipe tradition to Yogyakarta. Apakah ini strategi yang tepat untuk menghadapi konsumen Jogja? Belum tahu juga. Tapi, beberapa kue dan rotinya worth untuk dicoba.. Saya sendiri lumayan kangen dengan tipe roti ala eropa, yang jarang bisa ditemui di Jogja karena orang sini cenderung suka roti yang lembut-lembut… Selain itu, nongkrong di cafe-nya juga nyaman. Lumayan bisa jadi alternatif kalau bosan nongkrong di Dunkin Donuts atau Dixie (atau di Perpustakaan Pusat). Walaupun harus merogoh kocek lebih dalam kalau mau makan sambil nongkrong, karena nambah beli minum plus pajak restoran 10%...


Btw, pastry yang saya bawa pulang sudah disantap sebagai brunch, dan enak…! Seperti genji pie strawberry tapi 20 kali lebih enak… Crustnya entah ada berapa puluh lapis, garing dan crispy. Di salah satu lapisannya ada selai strawberry. Dan di bagian atasnya, ada banyak potongan almond bersalut gula, gorgeous…! *Yak harus nambah sit-up deh*.

Paris Bakery & Cafe Lounge
Jam buka : 07.00 - 22.00
Jalan AM. Sangaji No. 68A. Yogyakarta - Indonesia
Telephone: +62 274 546020



***

Hmm, baru menyadari bahwa selama tinggal di Jogja ini sebetulnya saya sudah makan di berbagai macam tempat, namanya juga anak kos… Apa nanti mulai mereview macam-macam tempat makan di Jogja, ya…? Lumayan bisa jadi referensi untuk yang mau main-main ke Jogja, ataupun untuk sesama warga Jogja yang sedang cari tempat makan baru… ^^ Walaupun ngga bisa mereview se-ahli para kritikus boga sih… Ya ampun menggambarkan perbedaan rasa tiap kue di artikel ini aja saya meuni susah… >_< Biasanya saya membedakan makanan itu ya ’enak’, ’ngga terlalu enak’, dan ’ngga enak’ saja… Haha....

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...