Swedish Wedding
September 22, 2013Menghadiri pernikahan teman adalah hal yang membahagiakan. Melihat teman yang pernah menghabiskan waktu bersama-sama kini memulai lembaran baru dalam hidupnya, bersama orang pilihannya *aih bahasanya*. Selama ini sudah beberapa kali menghadiri pernikahan teman, tapi sering juga tidak bisa hadir karena timing yang tidak pas. Ketika saya sedang di Jogja, dapat undangan untuk teman yang nikahan di Sukabumi. Ketika sedang di Sukabumi, dapat undangan untuk teman yang nikahan di Jogja...
Nah, setelah datang ke Sweden, naturally saya menghubungi beberapa kenalan yang sedang tinggal disini kan. Salah satunya adalah Andre, mahasiswa Boras yang dulu ikut program pertukaran pelajar di Jogja. Kami dulu sempat beberapa kali ketemuan, membahas materi kuliah sambil nongkrong di kafe. Ternyata dia akan menikah, dan saya pun diundang untuk hadir di pernikahannya. Senang sekali, karena di tradisi pernikahan Swedia, biasanya mereka tidak mengundang banyak tamu seperti di Indonesia. Sebetulnya dia punya teman-teman yang lebih dekat di Indonesia, tapi ya mereka tidak bisa datang kesini kan karena jarak yang jauh. Jadi saya merasa semacam mewakili teman-temannya di Indonesia untuk hadir di pernikahannya.
Acaranya diadakan di kampung halaman mereka, Lerum, sebuah kota kecil agak di luar Gothenburg. It was nice to see another side of Sweden, bukan cuma daerah perkotaannya. Dan saat hari H pernikahan itu cuacanya cerah sekali, padahal mestinya sudah mulai dingin karena sudah mau masuk autumn.
Pernikahannya... Indah dan romantis. Janji pernikahannya tidak dilakukan di gereja tapi di padang rumput luas, di belakang rumah sang pengantin pria.
A bridge to the meadow. Notice the cute ribbon tied to the bridge handle? |
Before the kiss |
Antri masuk ke Mansion |
Ketika waktu dinner tiba, para tamu dipersilakan masuk ke dalam mansion. Tiap tamu sudah disetting untuk duduk di tempat yang dipersiapkan; ada denah meja dengan nama-nama tamu tertera di kursinya.
Full course dinner (yang enak sekali..!) berlangsung cukup lama, sambil mendengarkan pidato dari orang-orang yang mengucapkan selamat untuk para pengantin; Orang tua, saudara, rekan kerja, teman.. Bahkan ada yang menyanyi untuk mereka. Beberapa kali tamu diajak untuk "Skål!" lagi. Lalu Andre juga membuat kejutan dengan menyanyi untuk istrinya.
Acara dinner diakhiri dengan potong kue pengantin, yang mana kemudian kuenya menjadi dessert untuk dinner para tamu.
Boneka pengantinnya... ^^; |
Rangkaian acara dilakukan dalam bahasa Swedia, tapi Andre selalu berusaha memastikan agar saya tidak merasa menjadi outsider, dengan mengenalkan saya kepada teman-temannya yang sudah terekspos dengan pergaulan internasional sehingga mereka bisa menjelaskan apa-apa yang saya tidak mengerti. Selama dinner pun saya ditempatkan untuk duduk bersama mereka, jadi tidak garing sendiri, bisa mengobrol banyak. Andre bahkan memberi tahu pendeta yang memberkati mereka bahwa ada tamu dari Indonesia yang tidak mengerti Swedish, jadi dia minta untuk mengucapkan sepatah-dua patah kata sambutan dalam bahasa Inggris di sesi upacara pernikahannya.
Ketika mengobrol dengan tamu-tamu di pernikahan Andre, saya beberapa kali ditanya, 'bagaimana pernikahan di Indonesia?'. Ini sebetulnya bingung jawabnya, karena tiap daerah kan punya tradisi sendiri-sendiri kan ya. Jadi saya biasanya menjelaskan bahwa di Indonesia juga ada acara seremonial secara agama, tergantung agamanya apa, lalu ada upacara tradisional, yang formatnya tergantung daerah asal pengantin, lalu ada resepsi, yang biasanya mengundang banyak tamu. Randomly saya menyebutkan contoh-contoh sesi di upacara tradisional, semacam rebutan ayam dan nincak telor di daerah Sunda. Hmm habis ini harus riset lagi nih, akan bagus juga untuk bahan di kelas intercultural communication nanti....
Acara resepsinya dijadwalkan selesai jam 2 malam, tapi saya meninggalkan tempat resepsi jam 12 karena perintah ibu peri.. Not. Jadi jam 12 itu disiapkan bis untuk para tamu yang memerlukan transportasi dari mansion ke stasiun Lerum. Jadilah, setelah pamit dan berterima kasih dan mengucapkan selamat sekali lagi pada Andre dan Clary, saya ikut rombongan tamu yang pulang dengan bis. Dari stasiun saya naik kereta kembali ke Gothenburg, untungnya tidak sendirian karena ada tamu lain yang datang dari Gothenburg juga.
Overall, ini pengalaman yang sangat memorable dan menyenangkan. Jadi kabita nih, kapan ya bisa menyusul... *lalu galau mendekati quarter life fear*....
Grattis på bröllopsdagen! :D |
4 comments
Hehehe, seru ya menghadiri pesta pernikahan di negara lain :D .
ReplyDeleteIya seru.. Sama-sama indah tapi beda aja gitu ^^
DeleteWaaaa.. aku malah belum pernah loh dateng ke kawinan di Swedia.. ahahaha Penasaran kayak apa.. Hihihi
ReplyDeleteHehe iya nih timingnya pas banget, pas dateng pas ada nikahan..
DeleteKayaknya summer jadi musim favorit untuk nikah, selain spring kali ya...
Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...