Yang sedang-sedang saja....

October 07, 2013

Manusia itu punya kecenderungan untuk selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. Sistem kapitalis yang sekarang banyak berlaku juga semakin menguatkan kecenderungan tersebut. I want more! I need more! Begitu.

Tapi masyarakat Swedia punya filosofi yang bertentangan dengan kecenderungan tersebut. Tersebutlah prinsip Lagom, kata yang didefinisikan sebagai "enough, sufficient, adequate, just right", atau "in moderation". 



Beberapa kali mengikuti seminar tentang masyarakat Swedia, kata lagom ini selalu disebut-sebut sebagai salah satu Swedish mentality yang paling khas. Bangsa ini memiliki peribahasa "Lagom är bäst", yang artinya "just the right amount".. Kabarnya, prinsip lagom ini muncul di era Viking dulu. Ketika sedang pesta, untuk memastikan bahwa tiap orang mendapat hidangan yang adil, maka semuanya mesti menyantap hidangan dengan jumlah secukupnya. Jika ada yang menyantap berlebihan, maka akan ada yang tidak kebagian.
Sekarang, kata lagom ini bisa menggambarkan apapun: makanan, harta, kecantikan... Pokoknya, bagi bangsa ini, tidak perlu lah itu yang namanya berlebih-lebihan. Prinsip itu jugalah yang mungkin mendasari kenapa negara ini menjadi welfare country, yang sangat menjunjung kesamarataan para penduduknya.

Mestinya sih masyarakat Indonesia juga tidak asing ya dengan prinsip tersebut. Di pelajaran PPKN dulu seingat saya bahkan ada topik mengenai Kesederhanaan. Tapi implementasinya, sulit. Adaaa saja orang-orang yang berusaha memperkaya diri dengan cara-cara yang akhirnya merugikan orang lain, misalnya... Merasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki...

Di beberapa aspek, mungkin prinsip sedang-sedang saja ini bisa menimbulkan kesan kurang efektif, misalnya untuk memunculkan inovasi dan kreativitas. Karena kan inovasi biasanya muncul kalau ada ketidakpuasan terhadap sistem yang ada ya. Tapi di lain pihak, Swedia juga terkenal dengan banyak temuan dan inovasinya ya. Hmm.... 

You Might Also Like

6 comments

  1. Sistem kapitalis yang sekarang banyak berlaku juga semakin menguatkan kecenderungan tersebut. I want more! I need more!

    >> bener banget. urip dadi koyok ora onok puas'e, ora onok cukup'e. sebaiknya memang aku perlu lbh belajar ttg ilmu Qonaah, hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya di islam juga ada ya Qonaah... Dari kemarin tuh nginget-nginget istilahnya yg kepikir malah Zuhud tapi itu kan agak beda ya... ^^

      Delete
  2. Yup.. paling suka sama mentalitas "lagom"nya orang sini.. Kalau ada uang untuk lebih ya hayuk, tapi ga nyoyo untuk selalu mau lebih lebih lebih dan lebih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya hidup kayaknya jadi lebih tenang dan bahagia kan ya kalo kayak gitu... :)

      Delete
  3. Setuju. Kalau selalu melihat ke "atas" jadinya malah nggak hidup damai dan tenang ya, karena tidak mensyukuri apa yang telah didapatkan :). Di Belanda juga kurang lebih seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar.. Mesti sering lihat ke bawah juga ya untuk menyadari betapa beruntungnya kita... Wah, ternyata di Belanda juga ya.. keren keren.. ^^

      Delete

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...