Idul Adha

October 19, 2013

Menjadi pemeluk agama mayoritas di negara sendiri, mudah sekali untuk menganggap wajar segala kemudahan untuk melaksanakan ibadah. Sekarang ketika menjadi bagian dari minoritas di Swedia, saya jadi semakin menghargai kesempatan yang diperoleh untuk beribadah. 
Sebagai negara sekuler, Swedia memang tidak banyak mengatur kegiatan keagamaan -tapi berarti tidak juga memfasilitasi. Jadinya ketika sedang di luar kosan, mesti curi-curi waktu untuk sholat, dan mencari-cari tempat yang bisa dijadikan pengganti mushola. Tidak ada adzan, jadi mesti mengandalkan aplikasi jadwal sholat di smartphone. Idul Adha yang di Indonesia dirayakan besar-besaran, disini saya lalui dengan adem ayem.

Saya ikut sholat Id di Göteborgsmoské, masjid yang terbilang baru di Gothenburg ini. Jaraknya lumayan lah, dari kos naik bis 2 kali searah dengan kampus saya, makan waktu sekitar 40 menit untuk kesana. Supaya lebih terasa suasana Idul Adhanya, anak-anak PPI janjian untuk berangkat bareng.

Masjid lengkap dengan kubahnya :)
Sampai di masjid, terharu juga karena akhirnya mendengar takbir. Walaupun dibilang minoritas, Islam itu agama terbesar kedua di Swedia setelah Kristen ternyata. Kebanyakan pemeluknya imigran. Jadi lumayan rame juga jamaah sholat Idnya, sampai dibagi jadi dua kloter. Saya dan teman-teman kebagian jatah pertama, sengaja ambil yang itu karena beberapa diantara kami harus mengejar kuliah/meeting. 

Lantai 1 Masjid, dilihat dari lantai 2 tempat akhwat
Shalat Idnya lancar. Ceramahnya disampaikan entah dalam bahasa Swedia entah bahasa Arab.. Kayaknya sih Arab tapi nggak tahu juga...

Nggak melihat praktek kurban di sekitar masjid. Tadinya saya pikir mungkin kalau ada kurban dilakukan di tempat lain. Tapi hasil googling kilat barusan bilang kalau disini religious slaughtering itu tidak diperbolehkan.. Jadi mungkin praktek kurbannya disesuaikan dengan kondisi.

Selesai sholat, kami melanjutkan aktivitas masing-masing. Saya sih dolan ke rumah teman, dilanjut dengan ngampus lalu sorenya kumpul klub debat. 

Begitulah. Walaupun jadinya agak melankolis karena tidak bisa merayakan bareng keluarga, tidak bisa makan kari ayam dan sambel goreng ati di rumah, tapi tetap bersyukur sih bisa merayakan dengan aman dan damai. Jadi miris dengan kondisi beberapa negara timur tengah, yang mesti melalui idul adha dalam kondisi konflik/perang...

Anyway, walaupun telat, selamat hari raya Idul Adha..!:)

Berpose di dalam masjid ^^

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...