Survival Romance

April 17, 2012


Entah bagaimana, beberapa hari ini hiburan yang saya saksikan selalu bertemakan ’survival’ dan dunia ’post-apocalypse’. Cuma dua judul saja sih, The Hunger games (film – novel) dan 7 Seeds (manga). Kedua-duanya memiliki setting post-apocalypse, dunia di masa depan setelah dunia yang sekarang ini hilang. Di dalamnya juga ada kisah mengenai perjuangan beberapa tokohnya dalam proses ’battle royale’ yang mengerikan sekaligus mengharukan. Yang mana yang lebih bagus, tidak bisa dibandingkan juga, karena selain kedua tema utama tadi, elemen dari 2 cerita itu banyak sekali perbedaannya. Sama-sama punya kelebihan tersendiri.

Sepertinya kalau Hunger Games sudah sangat dikenal lah ya, dengan film pertamanya yang baru dirilis dan bukunya yang sudah lengkap (Team Peeta! XD). Kholis juga sudah mereview disini. Bagaimana dengan 7 Seeds?



Meskipun sudah diterbitkan di Indonesia oleh elex sejak bertahun-tahun lalu, saya tidak pernah tertarik untuk membacanya, karena sampulnya yang mengesankan bahwa ini adalah komik serial cantik horor. Lagi-lagi pepatah jangan menduga isi buku dari sampulnya, terbukti benar. Kalau boleh ditambah, jangan menduga isi manga hanya dari volume pertamanya juga. Untungnya baru membaca sekarang adalah, sekarang 7 Seeds sudah mencapai volume 17 di Indonesia, dan 21 di Jepangnya. Jadi sudah langsung banyak sekali cerita yang bisa dibaca… Meskipun sekarang harus menunggu lama juga untuk kelanjutannya.

Berikutnya sedikit penjelasan mengenai 7 Seeds, mild spoiler, walaupun sudah membaca ini insyaallah tidak mengganggu keasyikan membaca ;-).

Volume pertama mengisahkan kebingungan Natsu yang tiba-tiba terbangun di sebuah kapal yang dilanda badai di tengah laut, bertemu dengan 3 orang asing (Arashi, cowok yang sangat baik pada Natsu tapi sudah punya pacar, Semimaru yang tampak berandalan, dan Botan, mbak-mbak dewasa yang tegas), yang tampak sama bingungnya. Ingatan terakhir mereka adalah makan malam bersama keluarga masing-masing. Apa yang sebetulnya terjadi? Penculikan? Reality show?

Setelah berbagai kejadian (mendarat di pulau, bertemu macam-macam binatang aneh) dan pertemuan dengan 4 orang bernasib sama, akhirnya Botan  menjelaskan keadaan mereka yang sebenarnya: Sekarang mereka berada di bumi di masa depan, entah berapa ratus tahun setelah masa kehidupan mereka. Natsu dan 6 orang lainnya adalah bagian dari proyek pemerintah yang dinamakan 7 Seeds. Di masa kehidupan Natsu yang sebelumnya, para ilmuwan telah memastikan adanya hujan meteor yang bisa membawa perubahan drastis pada kondisi bumi. Mirip dengan yang terjadi sebelumnya ketika masa Dinosaurus berakhir dan berubah menjadi jaman es setelah bumi dihantam meteor besar. Berbagai upaya telah dilakukan: Menghancurkan meteor dengan misil, hingga membuat shelter khusus yang dirancang agar bisa menjadi tempat tinggal sementara bagi beberapa ribu manusia, ketika situasi di bumi tidak aman.

Kemudian, sebagai upaya terakhir, dibuatlah proyek 7 Seeds: In case segala upaya pemerintah untuk bertahan hidup gagal karena kondisi bumi yang terlalu ganas, mereka merasa harus tetap mempertahankan keberadaan manusia di muka bumi. Maka setiap negara memilih sekelompok orang secara acak –tapi tetap berdasarkan kualitas fisik dan intelijensi- untuk ditidurkan dan disimpan di dalam kapal di bawah laut. Program komputer akan menganalisis kondisi bumi, jika dirasa sudah cukup aman untuk menjadi tempat hidup manusia, maka orang-orang tersebut akan dibangunkan, dan bertugas untuk bertahan hidup dan mengembalikan populasi manusia.

Di Jepang, ada 5 kelompok 7 Seeds yang ditempatkan di daerah yang berbeda-beda: Summer A di Kyushu utara, Summer B di Kyushu selatan, Spring di daerah Kanto, Autumn di daerah Kansai, dan Winter di daerah Hokkaido. Tiap kelompok terdiri dari 7 orang yang berasal dari berbagai latar belakang dengan kriteria muda dan memiliki gen yang bagus, juga cenderung memiliki suatu kelebihan (arsitek, dokter, seniman, dll). Dalam tiap kelompok ditambahkan juga 1 pemandu, orang yang tahu mengenai proyek 7 Seeds dan bertugas membimbing anggota kelompoknya untuk bertahan hidup.

Natsu dan kawan-kawannya kaget dan tidak percaya, karena mereka memang tidak diberitahu dan dimintai consent. Mereka semacam ’diculik sewaktu tidur’, tapi dengan ijin keluarga. Orang tua mereka cenderung terbujuk dengan harapan bahwa anak mereka akan hidup di masa depan, dan diberi uang tutup mulut juga-. Bonus kejutan tambahan, ternyata Summer B itu agak berbeda dengan kelompok lainnya; Sementara keempat tim lainnya terdiri dari orang-orang ’sempurna’, kelompok Summer B justru terdiri dari orang-orang yang agak ’bermasalah’ di masyarakat. Ini untuk memenuhi asumsi, jangan-jangan kehidupan di masa setelah serangan meteor justru tidak cocok bagi orang-orang ’sempurna’, karena itu dipilihlah orang-orang semacam Natsu –yang mogok sekolah karena di-bully-, Semimaru –yang bekas berandalan-, dan yang lainnya. Apakah Natsu dan kawan-kawannya berhasil bertahan hidup?

Penjelasan diatas baru merekap volume 1 dan setengah dari volume 2. Selanjutnya, fokus cerita berganti-ganti, tidak hanya di kelompok Natsu tapi juga di kelompok-kelompok lainnya. Berbagai konflik dan dinamika yang terjadi dalam tiap kelompok sungguh sangat menarik…! Sampai volume 20, ceritanya sudah berkembang demikian jauh, dengan twist yang tidak terduga, dan endingnya masih tidak terbaca.

Ini komik shoujo yang tidak biasa. Gambarnya sih khas shoujo manga. Tapi ceritanya sangat realistis –bukan tipe yang berbunga-bunga ala shoujo manga-, menegangkan, ada beberapa action, adegan yang lucu dan membuat tertawa, dan beberapa adegan juga bisa sangat mengharukan –dan tidak cheesy-. Karakternya banyak tapi semuanya digambarkan dengan detail, punya ciri khas masing-masing, dan memiliki perkembangan karakter yang signifikan sepanjang cerita berjalan.

Arc yang paling membuat saya menangis (mild spoiler alert):

-          Kisah tim musim dingin : Cinta segi tiga di tengah ganasnya keadaan lingkungan, menghangatkan hati…

-          Kisah tim musim panas A : Battle royale yang mengerikan dan mengharukan…

-          Kisah Shelter Ryugu à Tidak sengaja beberapa anggota 7 Seeds  menemukan bangunan bawah tanah yang ternyata merupakan shelter ketika meteor besar menyerang bumi –beberapa waktu setelah para 7 seeds ditidurkan-. Mereka juga menemukan buku harian di sebelah kerangka seseorang bernama Mike, dan membaca kisah yang –aduh kehabisan kata-kata- menghangatkan hati, mengerikan, dan sungguh tragis… >_<

Manusia itu makhluk yang kompleks; Meminjam istilahnya Darwin, kita ini sama saja dengan makhluk hidup lainnya, terlibat dalam proses survival of the fittest. Freud mengamininya, menyatakan bahwa manusia itu memiliki insting untuk bertahan hidup. Di lain pihak, sebagai makhluk yang mampu berpikir, kita juga mengetahui bahwa kita tidak bisa selamanya hidup; ada yang namanya kematian, segala sesuatu akan ada akhirnya. Ini yang membedakan kita dengan hewan-hewan, yang sepertinya tidak sebegitu paham dengan konsep ’mati’. Mungkin kedua hal itulah yang membuat cerita-cerita tentang dunia post-apocalypse, juga cerita tentang survival, menjadi populer. Memenuhi fantasi dan harapan terdalam, bahwa dalam kondisi seperti apapun, masih ada harapan bagi manusia untuk bertahan hidup..

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...