Evaluasi IELTS

April 01, 2012


 Setelah deg-degan cukup lama, hasil tes IELTS saya sudah keluar! Hasilnya sesuai dengan target yang diharapkan, syukurlah, walaupun persiapan yang dilakukan terbilang singkat. Dan jalur yang saya ambil pun agak berliku.

 gambar dari Arvind Balaraman

Saya ambil tes IELTSnya di Bandung, bukan di Jogja. Di Jogja ada 2 lembaga yang menyelenggarakan tes IELTS resmi: IDP Yogyakarta dan IALF di Real English. Real English waktu tes yang paling dekat adalah tanggal 17 Maret, sementara IDP Yogyakarta tanggal 12. Hasil tes keluar 14 hari setelah tes dilaksanakan. Karena saya perlu mendapat hasil tes pada bulan Maret, maka pilihan jatuh pada tes di IDP Jogja tanggal 12. Sayangnya waktu saya telepon, kursi tes sudah penuh. Padahal itu masih bulan Februari, tanggal 20-an. Saya bingung, masa tidak jadi mengambil tes dan memakai hasil TOEFL ITP yang sudah kadaluarsa saja untuk keperluan saya? Kalau ambil yang tanggal 17, baru keluar hasilnya April..

Dengan cepat saya memutuskan untuk ambil tes IELTS di kota lain saja. Bandung jadi pilihan utama, karena disana kan ada imoto. Plus setelah tes selesai bisa sekalian pulang ke Sukabumi. Begitu menelepon IDP Bandung, ternyata masih ada kursi kosong! Segeralah saya mendaftar. Untungnya sistem IDP di seluruh Indonesia sangat terintegrasi, bisa mendaftar di Jogja dan melakukan tes di Bandung. Saya melakukan pembayaran (195 USD, menghabiskan sisa hadiah Asian Job Express kemarin hiks) melalui Commonwealth Bank ke rekening IDP. Setelah mendapat bukti transfer, saya mendaftar dan mengisi formulir di IDP Jogja, kemudian mengkonfirmasi ke IDP Bandung mengenai tesnya.

Setelah pendaftaran selesai, seminggu berikutnya saya fokus skripsi lagi… Barulah seminggu sebelum tes saya kembali mempersiapkan IELTS. Walaupun sebentar, tapi saya betul-betul serius mempersiapkan semuanya. Persiapan yang saya lakukan:

-          Mengkopi ebook latihan ielts (berikut file latihan listening) dari Monic. Ada banyak banget, ngga mungkin terbaca semua, jadi saya baca yang menurut Monic bagus. Dua buku saya print segala, supaya lebih enak dipakai untuk latihan mengerjakan soalnya / membaca tipsnya. Saya mengerjakan sekitar 4 set latihan listening dan reading. Juga latihan mengerjakan task 1 writing.

-          Latihan speaking test sama imouto, waktu saya sudah datang ke Bandung. Ada guidelinenya memang di ebooknya. Memang Cuma sebentar dan lebih banyak tertawa-tawanya, tapi lumayan membantu.

-          Menyiapkan alat-alat tulis. Paranoid seperti biasa, saya menyiapkan tiga pensil 2B yang sudah diserut tajam, 1 pensil 2B yang belum diserut, dua pulpen warna hitam dan dua pulpen warna biru. Untuk jaga-jaga seandainya pensilnya patah atau pulpennya macet. Pensil digunakan untuk tes Listening dan Reading, sementara pulpen untuk tes writing. Jadi ingat masa-masa UAN dulu…

-          Browsing internet, mencari-cari info dan tips tentang IELTS, misalnya blog orang yang sudah mengambil tes IELTS… Somehow itu memberikan semangat dan motivasi. Makanya sekarang saya share juga pengalaman mengikuti tes IELTS, siapa tahu bisa memberikan tambahan dukungan moral juga untuk yang memerlukan...

-          Berdoa…! Supaya tidak ada hal-hal trivial yang mengganggu kelancaran tes. Supaya diberi ketenangan.

Skor IELTS berjarak antara 0-9.0 Total nilai itu adalah gabungan dari nilai 4 sub test IELTS: Listening, Reading, Writing, dan Speaking. 0 berarti sama sekali tidak mengambil tes, 5 berarti modest user, 9 berarti expert user. Kebanyakan universitas memberi syarat IELTS skor 6.5 untuk bisa lolos seleksi masuk, karena itu saya menargetkan untuk mendapat skor minimal 7 (good user), kalau bisa sih 7.5 sekalian.
Tes IELTS saya dilaksanakan di kampus Itenas Bandung. Jadwal tes listening, reading dan writing sekitar 3 jam berapa menit, mulai dari jam 9 sampai sekitar jam 12. Karena hujan dan macet tes kemarin agak terlambat dimulai. Tempat pelaksanaan tesnya adalah aula seminar yang cukup luas.

Listening

Tes listening terdiri dari 40 soal, 4 bagian, dikerjakan selama 30 menit plus 10 menit untuk menyalin jawaban ke lembar jawaban. Tesnya tidak menggunakan headset, tapi pakai speaker biasa. Iya sih kalau di percakapan nyata juga kita kan tidak memakai headset... Cuma sempat agak khawatir apakah suaranya akan terdengar jelas. Ternyata jelas-jelas saja. Bagian pertama paling sederhana, percakapan antara dua orang tentang orang yang membeli mebel. Percakapan berikutnya semakin kompleks, yang terakhir tentang seminar mengenai proyek seni atau apa begitu. Sejujurnya saya menargetkan cukup tinggi untuk bagian listening. Kalau latihan mengerjakan sendiri, rata-rata nilai saya sekitar 7 sampai 8 (ada band skor generator yang bisa menghitung jumlah skor berdasarkan jumlah soal yang benar dijawab). Waktu Toefl juga lumayan ngga kesulitan. Karena itu target saya 8. Ternyata, hasilnya 7,5. Cukup lumayan. Kemungkinan besar saya salah di bagian yang menyebutkan angka/harga, memang ragu-ragu menjawab. Mungkin juga saya terjebak dengan soal-soal pengecoh, sering ada soalnya.

Reading

Terdiri dari 40 soal juga. Ada berbagai macam tipe tes reading, seperti menamai paragraf, mencocokan jawaban, dll, intinya adalah untuk menguji kemampuan kita memahami wacana. Saya menargetkan untuk mendapat 7,5, karena walaupun bisa memahami bacaan, saya cenderung suka terkecoh dan terburu-buru, mengisi jawaban yang salah.

Waktu mengerjakan soal latihan, tipe soal yang saya nggak suka adalah yang mengharuskan kita mencari tema inti dari tiap paragraf. Jadi misalnya, disediakan satu artikel yang terdiri dari 10 paragraf. Di kolom berikutnya disediakan 11 kalimat pernyataan. Kita disuruh mencocokan kalimat pernyataan mana yang menjelaskan inti dari tiap paragraf dalam artikel. Ini saya anggap susah karena tiap pilihan pernyataannya bisa sangat ambigu, dan butuh ketelitian tinggi. Sering kali saya salah mencocokan. Akhirnya saya terus berusaha mengerjakan tipe soal seperti itu. Dan, waktu tes, dua dari 3 tugas utamanya adalah tipe yang mencarikan kalimat inti. Eaa… Untungnya saya sudah cukup terbiasa. Plus, waktu 60 menit ternyata cukup lama, saya bisa mereview kembali jawaban. Dan, as a pleasant surprise, dapat 8,5 untuk bagian reading! Yay. The power of practice J


Writing
Saya membuat blunder yang cukup besar disini. Being an aspiring writer, saya menargetkan untuk dapat 7. Tes writing Academic ini terdiri dari 2 bagian, dikerjakan selama 60 menit. Di Task 1 kita diminta mendeskripsikan grafik/tabel/gambar sebanyak 150 kata, Sementara dalam Task 2 kita diminta membuat esai argumentatif/eksploitatif singkat sebanyak 250 kata. Proporsi penilaian Task 2 lebih besar, karena itu disarankan untuk mengerjakan Task 1di 20 menit pertama, kemudian Task 2 di 40 menit berikutnya. Disini saya lengah.

Selama persiapan, Task 1 bagi saya lebih sulit dibanding Task 2. Susah untuk mendeskripsikan tabel/grafik secara holistic, detail, dan berkesinambungan, dengan bahasa dan grammar yang bisa diterima. Kita kan kalau melihat grafik atau tabel, yang penting mengerti isinya saja. Jadi waktu latihan saya habiskan lebih banyak untuk mempelajari cara mengerjakan Task 1. Waktu tes pun, 30 menit lebih saya habiskan untuk mengerjakan Task 1. Jadilah, Task 2 agak terbengkalai. Tapi, setidaknya di Task 1 saya mengerjakan dengan lumayan baik. Saya dapat grafik yang membandingkan waktu penayangan 3 macam acara televisi dalam kurun waktu 20 tahun.

Sebetulnya saya lumayan percaya diri dengan Task 2. Melihat contoh-contoh soalnya, banyak yang memiliki nuansa topik debat, misalnya: Apakah sebaiknya juri di pengadilan UK/Australia diperlihatkan latar belakang dari tersangka, sebelum mereka memberikan keputusan? Atau harm-benefit comparison dari nuklir. Untuk menyusun esainya pun bisa dengan memakai struktur 1st speaker debat: Background, Stance, Argumen 1, argumen 2, penutup.
Akhirnya saya ngga banyak berlatih untuk bagian ini. Di tes yang sebenarnya, saya jadi agak panik gara-gara waktu menulisnya tersisa hanya 30 menit. Topik esainya sendiri sederhana, apa yang membuat banyak orang tidak mampu mencapai ’keseimbangan hidup’? Sangat psikologis. Tapi saya jadi agak blank, tidak sempat membuat kerangka esai, dan menulis apapun yang terpikir demi memenuhi kuota 250 kata (bisa dipenalti kalau tidak terpenuhi). Grammar juga asal ditabrak saja. Hasilnya, saya dapat 6.5, dan sudah bersyukur sekali.

Speaking
Ada jeda sekitar 3 jam setelah tes tertulis ke tes speaking. Tes speaking terdiri dari 3 bagian: Perkenalan dan tanya jawab singkat, short speech –dua menit membicarakan suatu topik-, dan tanya jawab mengenai topik yang sebelumnya dijadikan tema speech. Semuanya dalam waktu sekitar 15 menit. Pelafalan kata saya ngga terlalu bagus, sering nervous dan stutter juga kalau ngomong sama orang, plus logat yang muncul selalu local wisdom, bahasa Inggris yang Indonesia banget. Makanya saya menargetkan skor maksimal 7 saja.

Di awal-awal tes, saya berusaha tampil percaya diri dan mengimplementasikan tips-tips tentang Speaking test (tips 1: kalau ditanya A, jawablah A plus sedikit informasi tambahan –Where do you live? –I’m currently living in Yogyakarta to finish my college, but previously I lived in Sukabumi with my parents. Tips 2: pakailah variasi grammar sebanyak mungkin: present, past, past continues, dll. Tips 3: Bicaralah dengan lancar dan percaya diri). Tapi tetap agak nervous sih. Agak senang ketika ditanya jenis buku favorit (fantasy book! ^^). Agak bingung ketika ditanya, do you enjoy walking?

Di bagian dua tentang membuat short speech, lagi-lagi saya jadi blank mencari ide speech. Topik yang diberikan: Ceritakan pengalaman ketika seseorang melakukan ’something nice’ untukmu. Selama 23 tahun saya hidup, tak terhitung banyaknya something nice yang saya terima dari keluarga dan teman-teman dan bahkan orang asing. Tapi ketika harus dibuat speech, bingung memilih yang mana dan bagaimana menceritakannya…. Akhirnya saya menceritakan pengalaman yang agak mencampuradukan fakta dan realitas, yang penting ceritanya terdengar koheren dan lancar (hint: iya ngga apa-apa kok sedikit mengarang-ngarang). Berusaha tetap memakai grammar yang benar juga, walaupun fokusnya terbagi antara membuat cerita yang nyambung dan grammar yang benar.

Bagian ketiga, akhirnya membahas why people do something nice to other. Di bagian ini saya baru menyadari bahwa sepanjang percakapan saya selalu memakai bahasa yang simple, padahal salah satu tips untuk Speaking test adalah menggunakan variasi kata yang beragam. Agak desperate, saya membawa istilah altruism dan beberapa kata lainnya. Hasil tesnya, alhamdulillah 7. Padahal saya sempat ragu juga apakah interviewernya benar-benar menangkap apa yang saya bicarakan.

Maka band skor keseluruhan IELTS saya, 7.5. Syukurlah, nggak sia-sia mengeluarkan 195 dolar, jauh-jauh pergi ke Bandung, serta menomorduakan skripsi selama seminggu. Bisa dipakai sampai dua tahun ke depan. Walaupun menunggu hasil skornya keluar juga menimbulkan drama tersendiri. Menurut aturannya, hasil tes akan keluar 14 hari setelah hari tes, dan akan muncul juga di websitenya. Dihitung sejak tanggal 8, berarti seharusnya tanggal 22 sudah keluar. Dan waktu di Bandung saya berkali-kali meminta agar hasil tesnya dikirim ke IDP Yogyakarta langsung saja. Ternyata, hasil tes tanggal 8 keluar tanggal 23, tapi baru bisa diambil di Bandung. Saya telepon kesana, ada kesalahan teknis sehingga hasil tes saya baru bisa selesai tanggal 27, hari Selasa, dan dikirim ke Jogja pada hari yang sama. Saya panik dan mau menangis, khawatir sampainya melebihi bulan Maret. Akhirnya hasil tesnya sampai di IDP Jogja hari Kamis. Betul-betul mepet, tapi yang penting saya dapat hasilnya…

You Might Also Like

12 comments

  1. selamat ya..hebat..pegen banget belajar bahasa inggris

    ReplyDelete
  2. Tantiiii...
    What's that for? Kamu mau apply dimana (lagi)?? Heuuu...

    Aaahhh~ Envy you..
    Pengen ngambil juga tapi mesti liat balance tabungan.. :( *sodok-sodok meja*

    ReplyDelete
  3. @Iwan: Terima kasih :). Iya berguna banget kok kalau mau memperdalam bahasa Inggris, dengan berbagai cara termasuk yang fun kayak baca buku berbahasa Inggris misalnya...

    @Kholis: Apply KGSP, master di Korea Kholis... ^^ Daftarnya terburu-buru banget mepet deadline juga, tapi daripada menyesal ya udah saya coba aja... Hasilnya terserah yang di atas... >_<

    Ciee yang udah punya gaji sendiri... ;) Ayo kalo ada kesempatan ambil aja, investasi masa depan kok :P

    ReplyDelete
  4. Iya, gaji sendiri.. Tapi saldonya merambat.. :((
    Mau nonton konser aja nggak jadi.. Buat beli buku juga ditahan-tahan.. Nasib dah!

    Amiin.. Semoga segera bisa mengambil (dan nyiapin mental dulu) ya.. :D

    ReplyDelete
  5. Saya tidak sengaja membaca blog ini, terima kasih share nya.
    Mbk saya juga ada rencana untuk ambil test ielts kalau boleh tau waktu mbk mengambil test ielts apakah sebelumnya mbk mengambil les unk persiapan ielts?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Widyanti,
      Semoga berguna ya tulisannya... :)
      Saya nggak sempat ambil les persiapan ielts, karena nggak ada waktu dan juga sedang ingin berhemat waktu itu... Tapi latihan lewat media lainnya tetep kok ^^

      Delete
  6. Halo, Keren banget mba :-)
    Mba kalau 6.5 itu termasuk tinggi ngga ya dalam skor ielts?saya butuh skor segitu :-(
    Makasih banyak mba :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,
      Skor 6.5 itu termasuk standar untuk bisa kuliah di tempat yang pengantarnya berbahasa Inggris... Achievable kok asalkan persiapannya matang. Semangat ya..! :D

      Delete
  7. Tantiii..Is this you?? Gosh . .kereeen bangeeett IELTSmu!!! Doain ya biar Tara dapet IELTS setinggi dirimu..amiiin..

    Seneng banget ya Tan di Swedia..Kapan2 sharing ya cara detail dapet beasiswa disana :)

    Doain Tan.. Semoga Tara juga lancar semua..Rencananya mau ke UK September ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Taraa.. Haha nemu blog ini dari googling kah? ^^

      Kalau Tara mah insyaallah bisa lah dapet IELTS tinggi... Tapi emangnya masih harus ambil ya, kan udah lolos seleksi ke UK & LPDPnya?

      Btw sekali lagi selamat ya, baca entry blogmu, setuju banget kalo kita pasti dapet apa yang dimimpiin asalkan pantang menyerah.

      Didoain semoga semuanya lancar.. Nanti kalau udah ke UK maen2 lah ke Swedia... Atau saya yg maen kesana? ;)

      Delete
  8. haloo mba tanthii.. saya rama, saya sudah beberapa kali membaca blog ini. Apakah saya boleh minta ebook2 latihan ieltsnya? Terima kasih banyak sebelumnya. Jika berkenan, email saya : triramatri@gmail.com.

    ReplyDelete
  9. Halo Rama! Maaf baru kebuka komennya. Sip sip ebooknya bisa dishare, semoga berguna ya.. :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...