The Girl who Leapt through Time : Refleksi
April 02, 2012
Film
yang menggunakan plot tentang manipulasi waktu (baik itu pergi ke masa lalu
atau ke masa depan) sering membuat saya pusing sendiri, karena banyak
pertanyaan yang tidak terjawab kalau mengikuti logika ceritanya. Contoh kasus
dari teori grandfather paradox ini
cukup menggambarkan kebingungan saya: jika seseorang (sebutlah namanya A) pergi
ke masa lalu untuk menghentikan kecelakaan, maka di masa lalu kecelakaan itu
tidak akan pernah terjadi, sehingga A di masa sekarang tidak akan pernah kembali
ke masa lalu karena tidak punya niatan untuk menghentikan kecelakaan itu, yang
berarti di masa lalu kecelakaan itu akan tetap terjadi, sehingga A akan kembali
ke…. Oke saya pusing. Contoh film yang agak membingungkan buat saya adalah The
Lake House-nya Sandra Bullock & Keanu Reeves. Meskipun jadinya Happy end –beda dengan film aslinya-, tapi ya jadinya
malah inkonsisten…
Tapi,
tetap saja ada film-film yang berhasil menggunakan plot time travel dengan
baik, beberapa bahkan memberikan penjelasan yang cukup logis. Time
Traveler’s Wife misalnya, yang juga cukup menyentuh hati. Atau film yang ceritanya sendiri sangat bagus sehingga saya jadi ngga
terlalu peduli dengan kurangnya penjelasan logis mengenai time travelnya.
The
girl who leapt through time / Toki wo kakeru shoujo (anime, 2006) adalah cerita yang juga mengeksploitasi tema
penjelahan waktu. Karena ceritanya yang bagus
(despite the plot hole), sekarang saya sedang agak terobsesi dengan animenya.
Di sela-sela mengerjakan skripsi, pencarian beasiswa, dan latihan debat, saya
sempat-sempatkan mencari hal-hal yang berhubungan dengan anime ini. Telat yah?
Animenya sudah dibuat sejak 2006. Si Priska juga sudah mereview sejak jauh-jauh
hari.
Ada berbagai versi dari Toki wo kakeru shoujo, dan
semuanya diawali dengan novel yang dibuat oleh Yasutaka Tsutsui pada tahun
1967. Orang yang visioner. Sayangnya saya belum bisa baca novelnya, belum
menemukan yang versi berbahasa inggris (dan gratis). Dari hasil browsing,
ceritanya mengenai Yoshiyama Kazuko, anak perempuan yang tidak sengaja memiliki
kemampuan menjelajah waktu, yang jatuh cinta pada orang dari masa depan…
Versi animenya saya tonton beberapa waktu yang lalu.
gambar dari Otakuworks
Anime ini mengisahkan tentang Makoto Konno (pengisi suara:
Naka Risa, cewek yang sering dibilang mirip sama Ninomiya Kazunari), anak SMA tomboy
dan agak-agak ceroboh, yang menikmati
hari-harinya dengan ceria bersama dua sahabatnya, Chiaki Mamoru (Takuya Ishida,
suaranya oke sekali) dan Kousuke Tsuda (Mitsutaka Itakura).
Suatu ketika Makoto tidak sengaja mendapatkan kemampuan
untuk melompati waktu kembali ke masa lalu. Kemampuan ini dia dapat setelah
menyentuh benda aneh berbentuk kacang kenari
di ruang ipa sekolahnya, dan
terpicu ketika dia hampir tertabrak kereta. Setelah berdiskusi dengan bibinya
(Tidak pernah disebutkan namanya, hanya dipanggil Bibi Penyihir saja, tapi
ternyata beliau adalah Yoshiyama Kazuko dari cerita novel), Makoto jadi percaya
diri dan menggunakan kemampuannya itu untuk memperbaiki hal-hal yang terjadi di
masa lalu. Bukan, bukan untuk menghentikan perang atau apa, tapi untuk
memperbaiki kejadian yang merugikan dia, atau mengulangi saat-saat yang
menyenangkan… Sangat self-serving dan manusiawi. Misalnya, mengambil puding yang
sebelumnya dimakan adiknya, memperbaiki hasil tes, menghindari kesialan di
kelas memasak, mengulangi acara karaoke yang dia ikuti, hingga menghindari
pengakuan cinta dari salah satu sahabatnya –karena dia tidak mau mengubah
status quo yang menurutnya paling nyaman-.
Tapi kesenangan Makoto tidak bertahan lama. Akhirnya dia
menyadari bahwa ketika dia mengubah sesuatu di masa lalu, kejadian di masa
depan ikut berubah juga, dan tidak selalu berakhir baik. Ada orang yang
akhirnya dirugikan. Misalnya, ketika dia mengulangi kejadian akan dilempar oleh
alat pemadam kebakaran, yang terkena malah temannya. Berbagai kejutan muncul di
akhir film: Bahwa ternyata kemampuan melompati waktunya ada batasnya, bahwa
sahabatnya terancam menggantikan dirinya tertabrak kereta, bahwa kemampuannya
melompati waktu ternyata berasal dari pihak yang tidak terduga. Apa yang mesti
dilakukan Makoto selanjutnya?
Ffiiuh, susahnya menceritakan sinopsis tanpa memberi
spoiler!
Overall
penilaian saya terhadap anime ini, super oke! Cerita slice of life dicampur
elemen fantasi yang secukupnya, membuat anime ini jadi terasa hangat, lucu, dan
manis. Saya suka juga dengan lagu sisipan dan ending songnya, Kawaranai
Mono dan Garnet dari Oku Hanako, yang sangat manis dan liriknya sesuai dengan
cerita filmnya. Dan endingnya, bittersweet sekali…! Saking bittersweetnya saya
jadi suka kepikiran, bagaimana kelanjutan hidup Makoto setelah anime ini
selesai…? Bukan cuma saya, tapi banyak juga orang yang mendiskusikan dan
berspekulasi tentang kelanjutan dari kisah Makoto.
Oke, ini pendapat saya mengenai ending dari anime ini dan
spekulasi mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya (heavy spoiler, kalau
sudah nonton animenya baru baca ya):
Begitulah, anime ini sangat sangat direkomendasikan untuk
ditonton.
Setelah browsing, ternyata ada versi manga-nya juga,
dengan tokoh yang sama dan cerita yang kurang lebih sama. Tidak selengkap
animenya, tapi di beberapa adegan mangakanya memberikan dialog atau adegan yang
tidak ada di animenya, jadi bisa menjadi pelengkap lah….
versi manga
Sedikit
komentar tentang versi live-action yang dibuat tahun 2010. Tokohnya bukan
Makoto, tapi Akari Yoshiyama (diperankan oleh seiyuunya Makoto, Naka Risa),
anaknya Kazuko Yoshiyama. Jadi ini sekuel langsung dari novelnya. Ceritanya, Akari pergi ke masa lalu menggunakan obat
temuan ibunya, untuk mencari seseorang dari masa lalu ibunya. Di masa lalu,
Akari malah berteman dengan Ryota, mahasiswa yang ingin jadi sutradara.
Percikan cinta muncul diantara mereka, tapi apakah akan bisa bersemi…?
Versi live action ini lumayan bagus sih, tapi ngga meninggalkan kesan sedalam animenya. Ceritanya agak lebih mainstream, dengan solusi yang juga mainstream, walaupun sedih juga.
Versi live action ini lumayan bagus sih, tapi ngga meninggalkan kesan sedalam animenya. Ceritanya agak lebih mainstream, dengan solusi yang juga mainstream, walaupun sedih juga.
Overall… Kenapa anime-nya begitu meninggalkan kesan buat
saya? Pertama, mungkin karena saya juga masih suka berharap bisa melompati
waktu, kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahan-kesalahan bodoh yang pernah
terjadi. Tapi lebih penting lagi, angle anime ini memang unik; Anime ini
bukanlah anime fiksi ilmiah yang menceritakan tentang bagaimana penjelahan
waktu terjadi. Tapi lebih tentang proses belajar yang dialami oleh Makoto,
bagaimana dia belajar untuk menghargai waktu yang dimiliki, juga kenangan yang
diperolehnya..
Time
waits for no one!
7 comments
gw nonton versi live actionnya, Naka Riisaaaa~
ReplyDeletesedih sedih gimana gitu ya kalo maenin masa lalu. Padahal sering ngebayangin masup mesin waktu dan maenin sedikit keputusan *misalnya tetap memilih UGM sebagai universitas yang akan diambil*
ATAU bilang TIDAK saat ditembak. Muhahaha. Ah, omoshiroi!
Aku suka anime iniiii. Btw belum nonton versi live action yg terakhir nih, tapi udah nonton versi tahun 1983-nya. Plot film yang itu rada mirip sama animenya (tapi minus komedi dan mengulang waktu buat melakukan hal2 bodoh), dan endingnya kayaknya bisa ngejawab kebingungan soal ending versi animenya. Kalo ending yg versi itu, endingnya cocok sama kemungkinan ending yang nomor (c).
ReplyDeletebtw soal film time travel, Tanti tonton Summer Time Machine Blues (film Jepang) deh, itu menurut aku salah satu film time travel/time machine yg paling masuk akal, dan bener2 ngejelasin hakikat time travel yang sebenarnya, tapi dengan gaya ringan dan lucu :D
Ending di manganya gimana? Aku penasaran banget setelah nonton animenya
DeleteUntuk ceritanya Makoto, kurang lebih sama kayak di anime sih :/
DeleteCuma ada epilog aja, flashback bibinya Makoto ke masa lalu
@Nanien: Eh iya kan iya kan Naka Risa itu agak mirip Nino?
ReplyDeleteHehe kalo kamu jadinya ambil UGM, salah satu impactnya mungkin we would had A LOT of Arashi karaoke & fangirling session in Jogja :-)....
Ih kalo nolak orang yg nembak jadinya malah nyesel kayak Makoto loh...
@Priska: Heee, ending C masih mungkin terjadi? Cari ah yg versi 1983nya... Meski ga yakin bisa nonton dgn sabar *ga begitu suka film jadul*.
Makasih juga rekomendasi Summer Bluesnya, akan segera saya cari di warnet terdekat..! :-)
Halo salam kenal.
ReplyDeleteLompat ke blog ini dr blognya Nanien ^____^
aku suka sekali Lake House, wlopun gak ngerti jg logikanya dimana.
In fact, sempet juga mikir: andai bs pny mesin waktu, enak kl ya? Jd bs kembali ke masa lalu dan mencegah diri ini dr melakukan kesalahan2 tolol seputar dunia perlelakian. Tp trs mikir: lah kalo fakta yg dulu bisa diubah, kemungkinan ga ketemu ama suami dong?!? Aku tak mau punya suami yg lain selain yg ini, huhuhu....
*olala mengapa curcol* :))
Halo salam kenal juga Mbak, terima kasih sudah mampir... :)
ReplyDeleteIya pada akhirnya, keadaan kita yang sekarang ini akumulasi dari tindakan-tindakan di masa lalu.. Jadi kesalahan bodoh yang pernah dibuat pun biar menjadi pelajaran saja.. Lagipula kebahagiaan saat ini bisa terasa lebih manis ketika ada pembandingnya di masa lalu, iya ngga? *Sok tahu* :D
Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...