Alasan Menjadi Relawan

December 05, 2020

Pernah merasa stuck di satu fase kehidupan, merasa tidak tahu hidup mau dibawa kemana, stress dengan realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi?

I was in that state for quite a long time, yang mungkin agak terefleksikan dengan absen yang luar biasa lama dari blogging. Dari luar mungkin saya terlihat baik-baik saja; Selalu berusaha mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan sebaik mungkin, rajin bersosialisasi dengan teman-teman (pre-pandemi, hiks), melanjutkan hobi termasuk nggak berhenti fangirling dengan karakter fiksi 2D dan 3D. Tapi ada juga saat-saat saya merasa hopeless dengan keadaan, dan cuma bisa nangis di toilet kantor, nangis setelah sholat, nangis di kasur....

Sekarang, saya sudah tidak terlalu merasa stuck lagi, walaupun yah masih ada segala macam insecurities yang ngga bisa lepas dari benak yang suka overthink ini. Ditambah lagi ada pandemi yang melanda sejak awal tahun, mengganggu berbagai rencana dan overall menimbulkan kecemasan-kecemasan tambahan. Tapi, setidaknya, sense of purpose saya tumbuh lagi.

How did I get better? Salah satunya adalah dengan menjadi relawan. Tahun lalu, saya keluar dari tempat kerja lama dan memutuskan untuk menjadi relawan penuh waktu di organisasi saat ini.

Gambar oleh Tumisu dari Pixabay



Apa yang terpintas di benak jika mendengar kata "relawan", atau volunteer?

Mungkin ada yang berpandangan bahwa orang yang menjadi relawan itu pastilah seorang altruis, peduli pada sesama, rela memberikan waktu dan tenaga tanpa pamrih. Yang mana saya yakin banyak relawan yang murni motivasinya seperti itu.

Tapi kalau saya sih tidak semurni itu... Karena ngga suka berhutang, bagi saya menjadi relawan adalah cara untuk giving back ke komunitas setelah sebelumnya saya mendapatkan banyak kesempatan untuk berkembang, dari beasiswa yang dulu diterima misalnya. Jadi cukup self-serving sebetulnya.

Selain itu, menjadi relawan juga adalah cara saya untuk mereroute karir dari sektor for-profit ke sektor development. Nah untungnya nih, posisi relawan yang saya ambil adalah relawan berbayar... Tiap bulan saya dapat living allowance (bukan gaji, ya) yang nominalnya ngga jauh dengan gaji saya di kantor lama. Mohon maaf saya belum sanggup kalau harus jadi relawan tanpa bayaran, butuh survive juga... Hmm kalau dibayar berarti bukan relawan, dong? Yah tergantung pespektif aja sih. Yang jelas, posisi staf di organisasi tempat saya jadi relawan dapat bayaran yang lebih besar, so there's that.

Sudah banyak juga peneliti yang membahas motivasi orang menjadi relawan, dan memang itu multi-faktor sekali. Salah satu model motivasi relawan yang menarik adalah model motivasi ABCE dari Maran


Ada 4 kelompok besar kenapa orang mau menjadi relawan: Afiliasi (misalnya, ingin mengembangkan jaringan sosial), Kepercayaan (Believes, soal altruisme itu disini, atau menjadi relawan karena perintah agama juga bisa), Perkembangan karir (Misalnya untuk menambah pengalaman dan memperkaya resume), dan Egoistis (agar merasa berguna). Semua alasan itu valid dan tiap orang bisa saja dimotivasi oleh beberapa hal, ya seperti saya, yang sepertinya campuran semua alasan yang disebutkan....

Sudah lebih dari setahun menjadi relawan, jujur rasanya lebih banyak hal yang saya dapatkan dibandingkan apa yang bisa saya berikan balik. Ada kepuasan tersendiri mengetahui bahwa apa yang saya lakukan berkontribusi -walaupun nggak seberapa- terhadap tujuan sosial. Selain itu, saya dapat kesempatan untuk belajar dari rekan-rekan yang skillful dan inspiratif, serta mengembangkan diri. Beban-beban pribadi saya nggak serta-merta menghilang hanya karena saya menjadi relawan, tapi setidaknya, ini adalah pengalihan yang cukup positif. Yang lebih membuat bersyukur lagi, menjadi relawan juga betul-betul membuka kesempatan bagi saya untuk mengembangkan karir di bidang yang saya inginkan sejak dulu.

Walaupun tugas relawan saya hampir selesai, saya bertekad akan terus mempraktikan semangat kerelawanan ini. Semoga bisa konsisten.

Di awal-awal pandemi, juga secara periodik hingga sekarang, BNPB maupun beberapa pemerintah daerah juga membuka banyak rekruitmen relawan khusus untuk respon COVID-19. Salut sekali bagi yang sudah ikut terlibat...! Semoga sehat selalu!

Untuk teman-teman yang pernah, sedang, atau berniat untuk menjadi relawan, baik itu part-time maupun full-time... Untuk respon COVID-19 maupun non-COVID-19.... Juga untuk yang pernah terbantu oleh relawan....

Selamat Hari Relawan Internasional!

Happy to hear your experience with volunteering, too! Di kolom komen atau di blog, let me know! :)

PS:

Beberapa website yang bisa dicek untuk mencari kesempatan untuk menjadi relawan:

https://www.unv.org/ ➝ Banyak kesempatan untuk menjadi relawan nasional PBB di Indonesia maupun menjadi relawan internasional PBB di negara lain. 

https://www.onlinevolunteering.org/en ➝ Kesempatan untuk jadi relawan PBB juga, tapi secara online... Yang mana cocok sekali di masa pandemi ini....

https://indorelawan.org/  ➝ Salah satu komunitas relawan di Indonesia.

https://www.vsointernational.org/volunteering  ➝ Banyak kesempatan untuk jadi relawan internasional juga.







You Might Also Like

2 comments

  1. Saya tuh kadang menyesal, mengapa dulu waktu single nggak banyak keluar untuk bergabung dengan berbagai relawan, sekarang setelah punya anak, malah kadang pengen gitu ikutan, tapi nggak mungkin kan :D

    ReplyDelete
  2. Kalau sudah punya tanggung jawab mengurus anak dan rumah tangga memang jadi banyak yang harus dipertimbangkan ya sebelum ambil kegiatan ekstra... :"))

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...