Nilai Recehan

May 06, 2013

Beberapa malam yang lalu, saya dan keluarga makan malam bersama di restoran 'rasa bintang lima harga kaki lima', yang letaknya di dalam Supermal Sukabumi. Biarpun namanya begitu tapi jangan bayangkan seperti Bandung Supermal ya, lebih seperti mangga dua sebetulnya.. ^^

Ketika makan selesai dan mobil kami sedang antri keluar parkiran, seorang Bapak dengan karung besar yang tadinya berdiri di dekat pintu keluar mendekati kami. Beliau mendatangi Papah, meminta uang. Si Papah mengambil recehan yang ada di dashboard untuk Si Bapak. Antrian selesai dan kami mendekati pos pembayaran parkir. Saya yang duduk di belakang memperhatikan Si Bapak yang tampaknya sedang menghitung uang yang tadi diberi Papah. Tiba-tiba, Si Bapak berjalan ke arah yang berlawanan dari mobil kami, lalu terdengar bunyi dentingan logam membentur bagian belakang mobil. Si Bapak rupanya melemparkan uang recehan yang diberi Papah...!!

Saya serta Imoto shock. Si Papah juga kaget, lalu kemudian menyesal karena cuma memberi recehan. Sebelum memberi, beliau melihat sekilas sih recehannya terdiri dari satu 500an dan beberapa logam 200 dan 100an. Beliau jadi merasa harusnya sebelumnya mencoba mencari-cari lagi uang seribuan di laci mobil atau di saku. Tapi menurut saya itu kekhawatiran yang tidak perlu. Sedekah memang wajib, dan itu sudah sangat dilaksanakan oleh Papah. Tiap ada pengamen/pengemis beliau selalu memberi, kalau diminta sumbangan juga tidak menolak. Mengenai jumlahnya, ya sebagaimana kita punya saja, kan..? Kita tidak terikat kewajiban untuk menjaga perasaan orang yang meminta dengan memberikan jumlah tertentu...

Kalau dari perspektif Sang Bapak pengemis, mungkin beliau kesal ya orang yang naik mobil kok ngasihnya recehan saja. Mungkin juga beliau mengalami hari yang menyebalkan, mungkin tidak berhasil mendapat banyak pemasukan dari pekerjaannya. Tapi apa iya cara mengungkapkan kekesalannya itu dengan melemparkan rejeki yang diperolehnya ke orang yang baru saja memberikan itu? Iya sih jumlahnya tidak seberapa, tapi kalau dikumpulkan kan lumayan? 

Tapi memang sih, yang namanya bersyukur itu hal yang tidak mudah dilakukan. Orang yang sudah berkecukupan saja sering lupa bersyukur, apalagi yang punya banyak kesulitan hidup...? Akhirnya sih, cuma bisa mendoakan semoga sang Bapak mendapatkan rejeki yang lebih baik dan bisa bersyukur.

***

Edited:

Ngomong-ngomong soal recehan, jadi inget selama jadi anak kosan sering banget terselamatkan oleh recehan... Misalnya suatu malam kantong sedang kosong, uang bulanan baru bisa diambil besoknya dan uang di dompet tinggal selembar dua ribu... Tahunya nemu uang receh di kantong celana dan di dalam tas, setelah dijumlahkan jadinya bisa beli indomie pake telor di burjo... Lega banget....!!


Koin 500 penyelamaaat...!!
Ufufu mumpung lagi ada waktu, iseng ngegambar ilustrasi untuk tulisan ini, lalu ngescan dan sekalian mewarnai di photoshop. Jadinya kayak gambar di draw something ya..? ^^;

You Might Also Like

4 comments

  1. ya ampun.... *bengong*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya orang semobil juga sempet bengong beberapa detik gitu Mem..

      Delete
  2. wuii nyebelin banget itu pengemisnya. udah bagus dikasih ya.

    sedekah emang wajib... buat yang emang membutuhkan.
    apakah pengemis itu bener2 membutuhkan? belum tentu kan.. jangan2 emang males aja orangnya. lagian itu kan sukarela kok dia malah ngebuang uang yang dikasih. gak tau terima kasih banget ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Koh... Entahlah apakah bapaknya merasa udah cukup dapet penghasilan atau belum...
      Padahal selama ini pengamen aja masih pada mau kok nerima recehan...

      Delete

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...