4 things I miss the most from Manila

February 21, 2012

Awal tahun yang saya bilang manis-pahit kemarin saya lalui di Manila, dalam rangka mengikuti lomba debat. Tapi baru menyadari ternyata cerita di Manila-nya sendiri belum saya tulis (karena masih sedih ngga lolos ke babak eliminasi.. hikss). Berhubung sudah agak lama juga, sekarang saya share sebagian dulu aja...

Orang bilang, Manila itu mirip banget sama Jakarta. Sejujurnya saya juga berasumsi demikian, sehingga kalau bukan karena lomba debat, mungkin saya baru akan mengunjungi Manila suatu hari nanti... Setelah sampai disana, hmm.. Omongan orang-orang memang cukup terbukti sih. Gedung-gedungnya, suasananya, sebelas-dua belas lah sama Jakarta. Di beberapa tempat malah ada yang lebih bagus di Jakarta.... Tapi ada juga area yang udah canggih, mengingatkan sama Singapura.

Yang ini malah kayak di Jogja? Btw, itu Masnya sadar kamera -_-


Tapi tetep aja ada sesuatu yang berbeda; Orang-orangnya, bahasanya, suasananya....

Setelah hampir 2 bulan meninggalkan Manila, apa saja yang paling berkesan disana? Let's see....

#4 Jeepney
Sopir Jeepney in action! :)

Jeepney itu semacam angkot yang ada di Manila. Kalau di kita kebanyakan angkotnya daihatsu, di Manila pakenya ya Jeepney, yang dihias sedemikian rupa sehingga tampak heboh dan alai... Seperti halnya angkot, jeepney juga punya berbagai macam rute, dan ongkosnya murah. sekitar 6-7 peso saja (1500 rupiah-an...) kalau jaraknya dekat, dan 11-13 peso untuk jarak yang lebih jauh. Tapi ya itu, saking banyaknya rute, jadi agak bingung kalau mau pergi ke suatu tempat. Untungnya teman di Manila bisa memberi tahu Jeepney mana saja yang harus saya ambil. Sopir-sopirnya sendiri kebanyakan ngga mengerti bahasa Inggris kompleks, jadi biasanya saya menyebutkan tujuan dengan ekspresi bertanya ,"Is this Jeepney go to Intermuros? INTERMUROS? YES? NO?".

Sama seperti sopir angkot di kita, sopir Jeepney juga hobi sekali memenuhi mobilnya dengan penumpang. Dan hobi ngebut. Oh dan Jeepney ini jendelanya tidak berkaca, jadi angin semilir akan selalu menyapa.

Yang seru adalah cara bayarnya. Tempat duduk penumpangnya jauh lebih panjang dibandingkan sama angkot Indo. jadi penumpang yang di belakang ngga bisa bayar langsung ke sopirnya. Kalau di kita, kan biasanya akan bayar setelah turun saja.. Entah kenapa disana ngga. Jadi tiap penumpang akan bayar ongkos setelah duduk di dalam Jeepney. Kalau tempat duduknya agak jauh, maka dia akan menitipkan duitnya ke penumpang yang lebih dekat ke pak sopir, sambil bilang, "Bayat" (artinya 'Bayar'). Jadi, selalu terjadi oper-operan duit di bagian kursi penumpang.

Walaupun saya disana keliatan sekali orang asingnya (pakai kerudung, ngomong bahasa Indonesia dengan teman), tapi warga lokal ngga ragu-ragu mengoper duitnya ke saya untuk diteruskan ke pak supir. Somehow jadi terasa sekali budaya kebersamaannya... :-). Walaupun jadinya untuk penumpang yang kebetulan duduk dekat pak sopir, harus rela jadi kenek sukarela yang selalu mengoper duit...

Btw, Jeepney yang ada di foto diatas itu bukan Jeepney yang beroperasi betulan, tapi punyanya Kedubes RI di Manila....

#3 Kwek-kwek, jajanan khas philipina

oishii!

Ini jajanan yang dijual di sekitar sekolah. Kebetulan saya lewat, menunggu Jeepney. Dan tergoda dengan anak-anak SMP yang pada jajan...

Kwek-kwek itu untuk makanan yang warna oranye bulat-bulat. Ternyata itu adalah... telur puyuh yang dibungkus sama tepung berwarna oranye dan digoreng. Terus ada sausnya, dibikin dari semacam maizena. I know, ini kedua kalinya saya menulis postingan tentang jajanan yang terbuat dari telur puyuh. Purely kebetulan. ^^;

Selain kwek-kwek, ada jajanan lain juga, ngga tau namanya, tapi mirip sama tempura/otak-otak yang dijual di jajanan sekolahan di Indo... Terus si penjualnya juga lengkap jualan minum, semacam sari buah rasa melon/lemon yang airnya banyak banget sementara buahnya dikit banget.. tapi lumayan lah cuma 3 peso-an... Si kwek-kweknya sendiri harganya murah, berapa ya... 5 peso dapet 2 atau 3 butir gitu...?


#2 Jollibee Burger Steak


Again, food!
Jollibee itu fastfood lokalnya Filipina, yang konon kabarnya bisa mengalahkan Mc.Donald dan fastfood internasional lainnya... Karena mereka punya menu yang khas sesuai selera orang lokal. Dan oh my, murah...!

Memang sih biaya hidup di Filipina itu masih lebih rendah dibanding Indo, sekitar 70%nya biaya hidup di Indo lah. Bisa dilihat dari harga fastfoodnya... Paket burger Mc.D disana harganya sekitar 80 peso, berarti 15 ribu-an... Nah Jollibee ini lebih gila lagi murahnya... Ada paket nasi + stik burger sapi (dengan saus gravy yang yummy) + kola, cuma 49 peso saja... less than 10 ribu...! Dan enak! Yah, awal-awalnya terasa agak keasinan dan gimana gitu, ada bumbu yang agak aneh. Tapi lama-lama enak kok... :)

#1 The People

I met a lot of beautiful people there. Panitia lokal yang sangat ramah dan baik. Atase dan staf KBRI Manila yang mau sekali menolong saya dan teman-teman selama 2 hari terakhir disana (dan Bapak Sopir KBRI yang ceria, orang lokal tapi bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit... :)). Ada juga Mbak Maria, orang Manila sahabatnya salah satu peserta lomba, yang sudi menemani kami jalan keliling Makati City..

Oh dan yang juga amazing, saya berhasil reunian dengan Tessi, anak Manila yang dulu pernah ketemu di acara WCYF 2009, Kyung Hee, Korea dulu... Senang sekali bisa menjalin kembali tali silaturahmi...! Dia masih ceria dan menyenangkan seperti waktu ketemu dulu...

No pictures untuk yang ini, karena belum minta izin posting untuk orang-orangnya.

Kesimpulannya? It was worth it, mengunjungi Manila. Dan suatu hari mesti bisa kembali kesana..! :D

You Might Also Like

2 comments

  1. Mbaa, kalau mau jadi warga Filipina bagaimana caranya ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru baca komennya dan saya kurang tahu, maafkan T_T

      Delete

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...