Fate & Meaning of Your Birth: Tales of the Abyss review
March 11, 2013
Pulang ke rumah, saya mendapat kabar yang sedikit
mengejutkan: Memory Card PS2 rusak! Berarti, save-an game yang selama ini
dimainkan, hilang! Yang langsung membuat saya menjerit sedih adalah save-an
Tales of the Abyss saya yang ikut hilang, satu-satunya game RPG yang masih
telaten dimainkan selama kuliah. Jadi, tiap kali pulang ke Sukabumi, saya
sempatkan main game ini barang beberapa jam. Liburan pasca lomba IVED bulan
Januari kemarin akhirnya game ini berhasil saya tamatkan, senang sekali! Sempat
terpikir untuk main kedua kalinya juga karena bisa melawan bos baru. Tapi, malah
hilang save-annya. Memory worth of 4 years! Hiks T_T. Apakah ini berarti sudah
saatnya bermain PS3..? Yeah orang sudah
mengantisipasi PS4 saya masih berkutat di yang 2…
Anyway.
Jadi ingin mereview game ini, instead of buku dan serial yang baru-baru ini
disaksikan. Biarpun ini game sudah jadul sekali… ^^;
Tokoh
utama game ini adalah Luke von Fabre, bangsawan muda berusia 16 tahun dari
negara Kimlasca yang sebal karena orang tuanya terlalu overprotektif sehingga
ia tidak diijinkan keluar rumah. Alasan
keprotektifan orang tuanya adalah karena ketika berusia 9 tahun, Luke pernah
diculik. Jadinya, orang yang dekat dengan dia hanya mentor sekaligus
pengasuhnya, Guy, tunangannya, Natalia Lanvadear, dan guru pedangnya, Vaan.
Ketika Luke sedang berlatih dengan Vaan, tiba-tiba muncul
seorang gadis muda yang menyerang Vaan. Luke yang berusaha memblokir serangan
akhirnya malah membuat Luke dan gadis muda (yang ternyata bernama Tear) itu
terlempar ke sebuah hutan jauh di luar kota tempat tinggal Luke. Malahan, hutan
itu ada di negara lain. Ternyata Luke dan Tear memiliki gelombang Fonon yang
sama sehingga ketika saling menyerang, gelombangnya beresonansi.
Serangan Tear menjadi awal dari petualangan Luke, yang
kemudian bertemu dengan banyak orang, baik kawan maupun lawan. Dalam
petualangan itu pula, Luke menemukan banyak fakta baru yang mengejutkan,
termasuk mengenai identitas dirinya sendiri.
(Spoiler alert! Tapi karena ini game, gapapa lah ya).
Luke yang dimainkan oleh kita ternyata adalah replika, ditukar ke keluarganya
dalam peristiwa penculikan ketika Luke asli berusia 9 tahun. Luke aslinya
sendiri masih hidup namun berganti identitas menjadi Asch the Bloody, yang
angst-y dan benci pada Luke karena dianggap telah merebut segala miliknya.
Alasan penukaran mereka sendiri dilakukan oleh tokoh antagonis dari game ini,
yang benci dengan sistem ”Score Reading” di dunia mereka, sistem yang membuat
seluruh penduduk bisa mengetahui ramalan takdir mereka sendiri dengan cara
membaca ”Score”, sehingga akhirnya tiap orang menjalani hidup dengan mengikuti
ramalan takdir yang mereka miliki. Sang tokoh antagonis menyalahkan sistem ini
terhadap peristiwa hancurnya kampung halamannya. Maka dari itu ia mau
menciptakan dunia replika. Karena Replika tidak memiliki ”score”, maka
kehidupan mereka tidak dikendalikan oleh takdir.
Walaupun tujuannya tampak baik, namun tindakan sang tokoh
antagonis malah membuat dunia mereka menjadi tidak stabil dan menuju
kehancuran. Di tengah-tengah kegoncangan hati dan krisis identitas, Luke
berusaha menghentikan rencana tersebut, dibantu oleh kawan-kawannya. Dalam
usahanya tersebut, Luke mengalami perkembangan kepribadian yang sangat
signifikan, mendapat pelajaran berharga setelah melakukan perbuatan bodoh, dst
dst…. Berhasilkah Luke menggagalkan rencana sang tokoh antagonis? Bisakah Luke
dan Asch bersama-sama eksis di dunia mereka..?
Gameplay:
Battle system game ini terasa dinamis karena menggunakan
Real Time Flex Range Linear Motion Battle. Jadi player bebas bergerak untuk
menyerang musuh dan musuh juga bisa menyerang seenaknya, tidak bergiliran
menyerang seperti RPG tradisional. Yang juga oke adalah sistem multiplayer
dalam battle. Kita bisa punya maksimal 4 karakter dan keempatnya bisa dimainkan
–selama josticknya cukup-. Kenapa saya bisa main game ini terus pun, karena si
Azra suka sekali ikut main ketika battle. ^^ Jadi sekali dayung dua pulau
terlampaui ^^. Suka juga dengan sistem AD Skills, FOF dan Mystic Arte,
cara-cara memunculkan jurus untuk tiap karakter. Rasanya ada kepuasan
tersendiri setiap kali bisa memunculkan Mystic Arte tiap karakternya Over
limit…
Selain cerita utama, ada banyak mini quest yang bisa
dilakukan juga. Terdapat beberapa mini games dan fitur-fitur unik seperti Skit
system, percakapan yang muncul diantara karakter yang ter-trigger karena event
tertentu. Seru bisa mengumpulkan skitnya. Quest sampingan bisa memberikan
senjata ataupun kostum baru bagi para karakter. Ada juga sistem Cooking serta
sistem compounding material yang bisa menciptakan berbagai macam item sendiri
tapi nggak banyak saya utak atik karena menghabiskan terlalu banyak waktu –plus
si Azra bosan kalau sudah mulai ngutak-ngatik item-.. ^^
Musik dari game ini oke, sesuai dengan suasananya. Paling
suka dengan Meaning of Birth, versi orkestra dari Karma, lagu pembuka dari game
ini yang aslinya adalah lagu Bump of Chicken. Keren dan dramatis.
Game ini ada versi animenya juga, dengan jalan cerita
yang mengikuti gamenya sekali, serta ending yang sama menggantungnya. Hiks! The
ending! Bittersweet sekalii…. Dan versi 3DSnya juga ada. Kapan yah bisa punya
DS.. Hmmph.
Last Notes:
Apa alasan kita terlahir di dunia ini? Luke yang shock
karena dirinya ternyata bukan Luke asli melainkan hanya replika, jadi sering
bertanya-tanya mengenai alasan kenapa ia ada di dunia. Untuk membuktikan
dirinya memiliki kemampuan dan memiliki nilai, dia mengambil keputusan bodoh
yang mengakibatkan hancurnya suatu kota. Dia yang tadinya arogan dan seenaknya,
akhirnya jadi memiliki inferiority complex dan merasa dirinya worthless.
Apalagi, orang yang tadinya sangat ia hormati ternyata juga merendahkan dia.
Namun demikian, ia tetap berusaha untuk melakukan apa yang ia bisa untuk
melindungi dunia ini, yang sebetulnya tidak peduli pada keberadaan dirinya.
Buat saya, tokoh Luke ini admirable sekali…! Biasanya kan
tokoh utama RPG itu dari awal sudah self-righteous dan berkepribadian kuat,
sementara si Luke ini beda.
Kita bisa belajar satu dua hal dari dia juga: Memang
terkadang kita bisa bertanya-tanya sendiri untuk apa kita terlahir di dunia,
merasa tidak berarti, tapi pada akhirnya, kita jugalah yang bisa menentukan mau
jadi orang seperti apa di dunia ini. Tree huggers? Social changer? Orang
yang menjalani hidup dengan sederhana? We could be anything we want to be..!
Kedua,
keberadaan “Score reading” di dunia Tales of the Abyss juga menarik. Di dunia kita, Score itu semacam suratan takdir ya. Bedanya,
si takdir ini bisa benar-benar diketahui sejak awal, sementara kita mana bisa
tahu. Tokoh antagonis di dunia Tales ini benci dengan Score, karena menurutnya
itu mengekang ruang gerak orang, semua orang jadi seperti robot yang hanya
bergerak mengikuti perintah takdir.
Nah untungnya sistem takdir yang saya percaya tidak
mengikat seperti itu. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini memang sudah ada
grand scheme-nya, tapi itu masih
skema besar yang fleksibel. Orang masih bisa mengusahakan untuk mengubah
kondisi yang terjadi pada dirinya, selama dia mau berusaha.
0 comments
Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...