DRM#01: Answer Me 1997

February 09, 2013


There’s something about 90s that makes people have fond memory about it. Di 9gag, ada banyak postingan bertema “90s kid will understand..”, yang isinya merupakan hal-hal yang menjadi tren di masa itu. Ada juga akun twitter @generasi90an yang mengajak para followernya mengingat-ngingat tren anak Indonesia tahun 90an: Anak mas, game pancasila lima dasar, sepatu doc marten, kuis tak tik boom… Hal-hal yang sangat familiar dan mengundang senyum penuh nostalgia.


Answer Me 1997 dengan jeli memanfaatkan nostalgia terhadap tahun 90an sebagai tema dari drama tersebut. Berkisah mengenai sekelompok sahabat yang menghadiri reuni SMA di Busan pada tahun 2012, drama Korea ini kemudian membawa penonton untuk menengok potongan-potongan masa lalu para tokohnya ke tahun 1997 (lalu di beberapa episode terahir, ke tahun 2005). Game DDR versi awal dengan lagu Butterfly-nya, penggunaan pager (saya tidak sempat punya pager tapi ingat sekali dengan lagu “Tidid pagerku berbunyi..” ^^), tamagochi, suara berisik yang muncul dari modem ketika sedang menyambung dengan internet, adalah beberapa fitur khas 90an yang menghiasi drama ini. Tapi tren 90an yang paling disorot adalah kultur fangirl K-pop yang saat itu sedang berkembang pesat, terhadap generasi awal boyband Korea.

 gambar dari sini

Saya tidak familiar dengan boybandnya (Siapa itu H.O.T..? Tahu Tony Ahn-nya saja, itu pun karena dia jadi bintang tamu di Running Man), tapi lumayan bisa mengerti dengan karakter tokoh utamanya yang seorang fangirl. Walaupun tidak pernah melakukan hal ekstrim demi idola (si fangirl ini sampai pernah mendatangi rumah idolanya di Seoul, padahal dia tinggalnya di Busan yang jaraknya nggak dekat juga), I do understand how deep you could develop affection for idol group… Uhuk*Westlife*Uhuk*News*uhuk*Arashi*.

Bukan hanya nostalgia tahun 90an yang membuat drama ini unik. Alur maju-mundur betul-betul dimanfaatkan secara maksimal, sehingga terbentuk misteri bagi penonton mengenai hubungan para tokohnya. Siapa yang menikah dengan siapa, bagaimana hubungan si A dengan si B dan C, baru bisa diketahui penonton setelah menyaksikan episode demi episode. Jadi formatnya, dalam satu episode kita akan diperlihatkan sebentar scene reuni di tahun 2012, dinarasikan oleh sang tokoh utama, lalu kita akan diperlihatkan peristiwa di masa lalu yang sedikit banyak berhubungan dengan tema saat itu, sehingga di tiap akhir episode kita akan mendapat semacam penemuan baru mengenai latar belakang dan hubungan para karakternya. Saya seperti biasa tidak tahan ingin tahu endingnya, setelah menonton episode 2 langsung mengintip episode terakhirnya, sehingga sudah tahu jawaban dari misteri besar di drama ini. Tapi tetap saja, ketika menonton episode 3, 4 dan seterusnya, ada lagi kejutan-kejutan kecil yang lumayan tidak terduga. Seru.

Oke, saya sudah menghabiskan 4 paragraf hanya untuk menjelaskan hal-hal teknis. Ceritanya sendiri cukup sederhana: Tokoh utama dari drama ini adalah Sung Shi Won, seorang fangirl dari boyband yang sangat terkenal di masanya, H.O.T. Dia menghabiskan masa SMAnya dengan memuja-muja H.O.T bersama sahabat perempuannya, Mo Yoo Jung, bertengkar –lalu berbaikan- dengan orang tuanya, bertengkar –lalu berbaikan- dengan Yoon Yoon Jae, teman masa kecilnya, juga hang out dengan sahabat lainnya, Kang Joon Hee, Do Hak Chan, dan Bang Sung Jae. Kehidupan penuh warna mereka kemudian juga dibumbui oleh cinta, yang ternyata tidak selalu menjadikan hidup semanis gula, namun malah memberikan kebimbangan dan kegalauan yang terbawa hingga dewasa.. Tapi pada akhirnya, itu jugalah yang membuat mereka bertambah dewasa….

Terdengar sederhana dan khas drama sekolahan, tapi pengemasan ceritanya sungguh bagus. Drama ini genrenya sitcom, sehingga memang banyak adegan-adegan lucu yang membuat saya terpingkal-pingkal (adegan ini biasanya diiringi suara kambing mengembik…). Tapiii, banyak juga adegan-adegan yang super heartwarming dan romantis, atau simply bittersweet, membuat saya tidak tahan ber, “hyaaa~”, dan “kyaaa~”, hingga menangis terharu. Saking terasa padat dan berartinya tiap adegan di drama ini, saya sampai tidak mengskip-skip adegan dramanya, menonton full dalam satu malam. Banyak narasi dan pembicaraan yang isinya dalam dan penuh makna, tapi pesan yang lebih dalam justru sering tersampaikan melalui adegan tanpa kata-kata, hanya diekspresikan oleh gestur para tokohnya.

Bicara mengenai karakter, setiap tokohnya betul-betul tergali dan mendapat porsi penceritaan yang pas, membuat kita bisa simpati terhadap semuanya. Akting para tokohnya tampak natural, chemistry antar karakternya juga sangat terasa. Tidak ada tokoh jahat dalam drama ini, konflik pun muncul lebih karena faktor situasi dan timing yang kurang menguntungkan serta karakteristik personal dari tokoh-tokohnya (inferiority complex, misalnya). Semakin menambah nilai plus dari drama ini, karena sungguh saya capek dengan drama berisi tokoh yang unconditionally evil dan tujuan hidupnya murni berbuat jahat.

Yang paling berkesan dari drama ini adalah spirit persahabatan dan keluarga yang sangat kuat. Bagaimana eratnya hubungan kakak dan adik (Yoon Jae dengan kakaknya, Tae Woong, yang harus hidup berdua saja sejak orang tua mereka meninggal semasa Yoon Jae SD), serta dalamnya cinta dari ayah dan ibu terhadap putrinya, bisa tergambarkan dengan baik. Saya juga suka dengan gambaran persahabatan antar cewek yang rapuh tapi kuat yang diperlihatkan antara Shi Won dengan Yoo Jung, serta persahabatan berlandaskan kepercayaan, respek dan non-judgemental antara Shi Won dan Joon Hee, serta Yoon Jae dan Joon Hee.

Tentu saja unsur romance-nya juga berkesan, bagaimana Shi Won harus mengalami hal yang mengejutkan dulu untuk menyadari perasaan cintanya, bagaimana Yoon Jae jatuh bangun dan ragu-ragu dalam mengejar cintanya, bagaimana cinta antara dua orang dengan karakter berlawanan bisa terbentuk secara terduga, cinta segi 4 yang tidak biasa dan penuh dengan orang-orang yang selfless... Penggambaran cinta bertepuk sebelah tangan yang sedih tapi penuh dignity dari salah satu tokoh juga sangat sangat mengesankan dan membuat saya menangis.

Musiknya sendiri tidak luar biasa, tapi cukup untuk mendukung adegan-adegan dramanya. Oh, drama ini juga banyak menampilkan cameo selebriti (yang populer di tahun 90an maupun sekarang2), tapi saya sih tidak familiar dengan kebanyakan cameonya. Satu lelucon-meta yang saya mengerti sih, salah satu sahabat Shi Won, Do Hak Chan, diperankan oleh Eun Ji Won, mantan anggota boyband SechKies, yang merupakan saingan dari boyband H.O.T yang difavoritkan Shi Won. SechKies sendiri cukup sering disebut-sebut dalam drama ini, sehingga terkadang ada adegan Do Hak Chan menonton video SechKies, misalnya, yang jadi terlihat lucu.

Kekurangan dari drama ini? Apa yaa…? Bagian perjalanan karir kakaknya Yoon Jae menurut saya kurang believable sih, tapi tidak sampai mengganggu kesenangan menonton. Puas sekali dengan drama ini. Baru menonton sekarang, karena tahun lalu dibutakan oleh Rooftop Prince, haha. Untung sempat membaca review akhir tahunnya Dramabeans yang memuji-muji drama ini, plus mendapat rekomendasi dari Imoto, jadilah saya menonton drama ini. Rating? 5++ dari 5…! ^^

Major Spoiler Alert!!! Baca jika sudah menonton dramanya saja…!!

5 story arc yang paling berkesan (diantara sekian banyak story arc yang juga bagus) dari drama ini::
# Brother love is limitless:
Bagian akhir episode 15, ketika adik dari kakeknya Shi Won berkunjung ke rumah keluarga Shi Won untuk peringatan kematian kakaknya, yang berarti kakeknya Shi Won. Si adik ini bercerita pada ayahnya Shi Won mengenai kenangannya dengan Sang Kakak, yang kemudian tersinkronisasi dengan situasi yang sekarang ini dialami Yoon Jae dan kakaknya. Kedua kakak beradik ini saling menyayangi satu sama lain, bahkan ketika menyukai orang yang sama pun akhirnya malah saling mengalah, walaupun dengan caranya masing-masing (Yoon Jae mundur dengan pahit sebelum menyatakan perasaan pada Shi Won, sementara Tae Woong, baru menyadari perasaan Yoon Jae setelah berapa tahun berlalu, menyatakan ‘tidak sudi mengalah’ tapi perilakunya berlawanan dengan pernyataannya…). “Hyung is sorry…” betul-betul membuat saya terharuu…

# First Love can be your last love too…
Hubungan OTP Shi Won dan Yoon Jae, manis dan realistis. Seperti membaca komik Jepang… ^^ Alasan awal Yoon Jae suka pada Shi Won tampak simpel dan jujur. Saya suka melihat bagaimana Yoon Jae cemburu nggak jelas terhadap Shi Won yang tidak sadar disukai Yoon Jae. Adegan telepon sesudah pertandingan World Cup, dimana Yoon Jae membohongi seluruh keluarga mengenai siapa penelepon sesungguhnya demi menghilangkan kompetitor, betul-betul juara deh… There is no fair game anymore! ^^; Laluu, episode 14-15-16 ketika akhirnya perasaan mereka saling berbalas? Sooo sweet dan membuat saya senyum-senyum…. XD Kerennya adalah, hubungan mereka ya tetap seperti biasa, ada pertengkaran khas yang selalu terjadi.. But they simply decided that they can’t live without each other.

# Unrequited love inside a beautiful friendship
I didn’t see it coming, bahwa Joon Hee menyukai Yoon Jae. Awalnya saya juga sama seperti Yoon Jae, mengira Joon Hee sukanya pada Shi Won, karena tampak perhatian. Ternyataa…!!

Saya suka bagaimana Shi Won menanggapi pengakuan Joon Hee: tidak menyepelekan ataupun berubah sikap terhadap Joon Hee, malah semakin akrab. Ketika akhirnya Shi Won menyadari perasaan sukanya pada Yoon Jae, dia minta maaf pada Joon Hee, sebagai sesama orang yang menyukai Yoon Jae.

Adegan-adegan ketika Joon Hee menunjukan sayangnya pada Yoon Jae tapi yang bersangkutan tidak menyadari itu sebagai sesuatu yang lebih dari friendship adalah momen-momen yang bittersweet. Sementara ketika Yoon Jae memeluk Joon Hee as friend, saya ikut ber”Gyaa gyaaa…”.. Ekspresi Joon Heenya itu lho, priceless… Daan, reaksi yang muncul dari Yoon Jae ketika tidak sengaja mengetahui perasaan Joon Hee… Kaget, mungkin merasa bersalah, tapi pada akhirnya tetap bersikap seperti biasa… I respect you more, sir! Karena Joon Heenya sendiri tidak berniat menyatakan perasaan dan ingin memelihara persahabatan, maka Yoon Jae pun tidak mengungkit isu itu, tetap bersikap sebagai sahabat. Syukurlah pada akhirnya Joon Hee pun menemukan cinta….

#Father’s love
Episode rumah sakit, ketika Shi Won tersadarkan bahwa ayahnya sangat sayang padanya walaupun sering marah-marah, namun kesadaran itu baru muncul setelah keluarganya mendapat kabar buruk. Dialog sang ayah sebelum operasi, wuih sangat membuat terharu….

#Mengejar mimpi
Bagian ketika Tae Woong masih menjadi guru dan memberikan petuah kepada muridnya mengenai masa depan, bahwa ada impian-impian yang sulit dicapai, tapi jika kita berusaha, terkadang bisa saja ada keajaiban, atau setidaknya impian itu bisa terwujud dengan cara yang lain.. Petuahnya itu bersinkronisasi dengan Shi Won yang secara tidak terduga bisa masuk ke universitas impiannya (univ yang sama dengan Tony Ahn), dan kegagalan Yoon Jae masuk sekolah penerbangan (alasan Yoon Jae ingin masuk sekolah penerbangan, sungguh naïf… ^^).

Oke, kalau di list sepertinya tidak akan habis-habis, jadi cukup 5 saja.. ^^

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...