Nobel Week

December 17, 2013

Suatu ketika waktu saya masih kecil, sempat terbesit cita-cita untuk meraih hadiah nobel. Pasalnya, waktu itu saya keranjingan baca seri tokoh dunia yang mengangkat kisah-kisah ilmuwan terkenal seperti Einstein dan Marie Curie. Saya membayangkan betapa kerennya bisa menjadi seorang ilmuwan, menemukan sesuatu yang baru dan sensasional -dan berguna bagi orang banyak-, kemudian mendapat penghargaan nobel sebagai rewardnya. Waktu berlalu, cita-cita tersebut tergantikan dengan yang lain -salah satunya karena ternyata fisika dan kimia kurang begitu cocok dengan saya-. Saya kemudian tahu bahwa nobel itu bukan hanya untuk bidang ilmu pasti, tapi ada juga nobel untuk ekonomi, sastra, dan perdamaian. Tapi untuk mendapat nobel di bidang-bidang tersebut juga tidak kalah susahnya.

Anyway. What's with this nostalgia about long-lost dream? Maksudnya sih sebagai intro untuk entri kali ini, yang berkaitan dengan penghargaan nobel.. ^^

Desember adalah bulan penganugrahan penghargaan Nobel. Karena Swedia merupakan negara asal Alfred Nobel sekaligus pengelola penghargaan tersebut, tidak heran tiap bulan Desember banyak acara yang berkaitan dengan Nobel. Acara utamanya tentu saja serah terima hadiah Nobel, yang dilaksanakan tanggal 10 Desember kemarin di Stockholm (untuk Nobel kategori Fisika, Kimia, Kedokteran, Sastra, dan Ekonomi) dan Oslo (untuk Nobel kategori Perdamaian). Untungnya di Gothenburg juga ada beberapa acara menarik: Nobel Week Dialogue 2013 dan Nobel Lecture dari peraih penghargaan tahun ini. Acaranya gratis dan mengundang orang-orang hebat, jelas lah saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk hadir... ^^. Beberapa teman mahasiswa Indonesia yang studi di kota lain -Uppsala, Växjö- juga sampai menyempatkan hadir di Nobel Week Dialogue.



Nobel Week Dialogue adalah forum tahunan yang diadakan untuk mempertemukan ilmuwan, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum, yang bertujuan untuk memperdalam dialog dan pemahaman mengenai suatu isu global. Dilaksanakan secara bergantian antara Stockholm dan Gothenburg, tahun ini pas giliran Gothenburg yang jadi tuan rumah, dengan tema "Exploring the future of energy". Topik yang sangat relevan untuk dibahas, mengingat betapa pentingnya sumber daya energi untuk kehidupan manusia, dan betapa terbatasnya persediaan energi saat ini. Topik ini diangkat juga karena bersamaan dengan 100 tahun penemuan atom oleh Niehl Bohr.



Pagi hari adalah sesi seminar bersama di plenary hall, terdiri dari beberapa speech dan diskusi panel dari tokoh-tokoh bersangkutan, termasuk dari menteri bidang teknologi informasi dan energi Swedia. Saya paling terkesan dengan salah satu sesi diskusi yang melibatkan 6 peraih nobel dari berbagai bidang -dipandu oleh seorang moderator- untuk mendiskusikan kontribusi dari curiousity-based research terhadap kemajuan masyarakat. Seru saja melihat para monster mind itu berdebat dan mengemukakan pendapat masing-masing.Terutama ya Bapak Steven Chu, sungguh pintar dan kharismatik... X)


Setelah sesi makan siang yang dilakukan sembari mendengarkan seminar ringan tentang bagaimana mengkomunikasikan science terhadap masyarakat umum -lumayan nyambung sama bidang saya sekarang kan ya-, acara dilanjutkan dengan discussion stream. Ada 3 diskusi paralel dan pengunjung dipersilakan memilih, saya ambil Stream 3, yang membahas 2 topik "smaller footprint: how to reduce energy usage?", dan "what is the future of nuclear power"?. Topik pertama lumayan sih, walaupun agak gimana gitu ada sedikit selipan product placement dari narasumber perwakilan Volvo dan moderator dari Erikson -salah dua sponsor acara ini-. Topik kedua lebih seru, karena para narasumbernya tampak passionate mendukung nuklir sebagai sumber energi, dan memberikan penjelasan teknis yang mudah dimengerti tentang safety measurement dari PLTN. Beberapa penonton (greenpeace, 'random citizen' ^^) juga melemparkan pertanyaan yang menarik, jadi sesi ini terasa informatif. 

Acara ditutup dengan sesi seminar besar di hall utama, beberapa sumber membuat narasi mengenai bagaimana bayangan mereka tentang kondisi bumi beberapa dekade ke depan. Kebanyakan memberikan gambaran yang positif, mengingat sekarang ini riset-riset untuk energi terbarukan sedang berkembang. Tapi mereka juga menekankan pentingnya awareness untuk tidak ignorance terhadap masalah yang sekarang ini masih berlangsung. 

Setelah acara selesai, rasanya otak jadi penuh sekali dengan berbagai macam informasi. Untungnya ya sepanjang acara kita disuplai gula yang lebih dari cukup (ada dua sesi "fika breaK", disediakan kopi, teh dan kue-kue enak, ada macaroon bahkan di break kedua), jadi masih bisa dipakai bekerja ^^. Overall, tidak menyesal datang ke acara ini, sangat insightful.

Beberapa hari setelah Nobel Week Dialogue, saya menghadiri Nobel Lecture yang diorganisir oleh Universitas Gothenburg dan Chalmers. Ada 3 peraih nobel yang datang ke Gothenburg untuk memberikan lecture: Profesor Francois Englert (Fisika, teori Higgs-Boson), Profesor Arieh Warshel (Kimia, penemuan tentang protein apa gitu), dan Dirjen Organization for the Prohibition of Chemical Weapon (Perdamaian). Walaupun lumayan ingin tahu tentang teori Higgs-Boson yang fenomenal, saya khawatir nggak 'dong' kalau menghadiri lecturenya, jadi saya ambil yang lecture dari OPCW saja... ^^


Penghargaan Nobel Perdamaian itu paling sering mengundang kontroversi (*uhuk*Obama*uhuk*), karena parameter "berkontribusi terhadap perdamaian" itu kan relatif ya.. Dan banyak juga yang berpendapat kalau Nobel Peace ini yang paling banyak dipengaruhi unsur politis. Saya jadi ingin tahu juga seberapa pantas (Sheila on7 mode) OPCW ini sebagai penerima nobel tahun ini.


Ahmet Üzümcü, Dirjen OPCW yang memberikan lecture di Gothenburg, memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai apa-apa saja yang telah dilakukan OPCW dalam usaha mencegah produksi dan penggunaan senjata kimia.Walaupun organisasi ini baru terkenal setelah kasus Syria, sepak terjangnya sudah lumayan lama ternyata. Dan negara-negara membernya banyak, tinggal 6 negara saja yang belum jadi anggota. Beliau juga menjelaskan usaha yang dilakukan untuk mengajak negara non-member bergabung, dan apa yang akan dilakukan OPCW dengan uang yang diperoleh dari Nobel (8 juta Kronor!!) (katanya akan membuat annual award untuk member state). Lecture semakin menarik dengan dilontarkannya berbagai pertanyaan dari peserta, misalnya kenapa OPCW berhasil memiliki lebih banyak member dibandingkan IAEA? (Karena yang terkena dampak senjata kimia itu banyak, jawab beliau).

Setelah terekspos dengan tema nobel ini, apakah membangkitkan keinginan untuk meraih nobel lagi? Tidak juga. Karena nobel itu lebih baik tidak dijadikan sebagai suatu tujuan, tapi sebagai efek samping positif yang bisa saja diraih dalam usaha untuk mengejar sesuatu yang lebih tinggi lagi. Kalau nobel jadi tujuan akhir, lantas bagaimana kelanjutannya setelah mendapat penghargaan tersebut? Sementara para peraih nobel yang kemarin hadir di nobel week, jelas sekali bahwa mereka punya tujuan yang lebih tinggi, mengeksplor science demi curiousity, atau menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Mendapat nobel atau tidak, tidak akan mempengaruhi motivasi mereka untuk terus melakukan yang terbaik.

You Might Also Like

2 comments

Terima kasih sudah membaca..!! :)
Silakan tinggalkan komentar disini ya...